Kementerian agama (Kemenag) kabupaten luwu utara menjalin kolaborasi dengan Unitef Nations Children’s fund (Unicef) dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia untuk memperkuat pendidikan kesehatan gizi di sekolah.
Salah satunya pada pelaksanaan Orientasi Komponen Gizi Sekolah/Madrasah Sehat Tingkat Kabupaten Luwu Utara, yang sebelumnya telah digelar di tingkat Provinsi Sulsel.
Direktur Jenewa Madani Indonesia Surahmansah Said melalui keterangan rilisnya di Makassar, Senin mengemukakan bahwa gizi merupakan salah satu isu kesehatan prioritas pada anak usia sekolah dan remaja, sehingga pendidikan kesehatan dan gizi di sekolah/madrasah perlu diperkenalkan dan diperkuat.
“Guna menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas sebab jumlah anak dan remaja di Indonesia saat ini begitu tinggi ini membuat Indonesia akan mendapatkan bonus demografi pada 2045, dimana 70 persen penduduk berada pada usia produktif”, urainya
Secara garis besar, kegiatan ini merupakan pelatihan berjenjang fasilitator orientasi komponen gizi sekolah/madrasah sehat yang bertujuan meningkatkan wawasan dan status kesehatan peserta didik.
Riskesdas (riset Kesehatan Dasar) 2008 melaporkan bahwa >8 persen remaja usia 13-18 tahun berstatus kurang gizi, >25 persen mengalami tengkes dan sekitar 15 persen kelebihan berat badan atau obesitas.
Terlebih lagi, sebanyak 32 persen remaja mengalami anemia. Selain itu, 20 persen anak usia sekolah (5-12 tahun) mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
“Kebiasaan makan yang tinggi kalori, namun rendah zat gizi mikro dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan berbagai masalah gizi pada anak usia sekolah dan remaja.” Tambah Nike Frans selaku Nutrition Officer Unicef Sulawesi.
Hal ini meningkatkan risiko anak remaja untuk terkena penyakit tidak menular, seperti jantung coroner, diabetes dan penyakit lainnya pada saat dewasa. Akibatnya, produktivitas generasi penerus bangsa terancam menurun dan pembangunan nasional dapat terganggu.
Program Aksi Bergizi yang disusun bersama empat kementerian, yaitu kementerian kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama serta Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah disepakati untuk disertakan dan diperluas melalui program nasional sekolah yang sehat.
Ini merupakan wujud konkrit dari Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) yang terdiri dari tiga komponen, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat.
Pihak Kanwil Kemenag Provinsi Sulawesi Selatan Syamsiah menyebut pada 2022, Kementerian Agama melalui dukungan Unicef Indonesia telah menandatangani kerjasama Program Gizi Anak Usia Sekolah dan Remaja di Madrasah.
“Itu meliputi pengembangan pedoman, modeling gizi, penigkatan kapasitas, koordinasi, intervensi di Sekolah/Madrasah dan monitoring evaluasi,” kata dia
Kepala Kantor Kemenag Luwu Utara Rusydi Hasyim menambahkan jika Indonesia punya bonus demografi, tentunya diinginkan remaja yang sehat, berkualitas sebagai asset masa depan.
“Namun, jika para remaja ini kita tidak jaga, baik dari pola hidup maupun wawasan, nantinya akan menjadi asset yang sakit-sakitan dan tentunya akan menjadi boomerang untuk Negara kita sendiri,” ujranya.
Orientasi komponen gizi madrasah sehat ini mengundang perwakilan guru dan tenaga gizi, kurang lebih 24 Madrasah dan 12 Puskesma. Intervensi gizi yang multi komponen, termasuk pendidikan gizi yang belibatkan guru dan orang tua efektif meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa dan tentunya akan memutus siklus masalah gizi.
Harapan terlaksananya kegiatan jika para guru dan petugas gizi mampu menerapkan komponen gizi di Madrasah, seperti Pendidikan gizi, serapan dan minuman tablet tambah darah (TTD) bersama, penjaringan dan pemeriksaan kesehatan, pembentukan kader kesehatan, pembinaan kantin sehat dan pekarangan sekolah sehat.
Sumber: https://m.antaranews.com/berita/3228665/kemenag-dan-unicef-kerja-sama-perkuat-pendidikan-kesehatan-gizi?utm_source=antaranews&utm_medium=mobile&utm_campaign=top_category_home