Yayasan Jenewa Madani Indonesia bersama Unicef sukses menghelat pertemuan koordinasi antar stakeholder dalam komunikasi risiko dan keterlibatan masyarakat untuk respon Covid-19, Kamis (2/12).
Kegiatan yang dihadiri 25 peserta dari 5 kabupaten/kota yang menjadi intervensi program, diantaranya berasal dari Kota Makassar, Maros, Takalar, Bone, dan Bulukumba.
Kepala kantor Unicef perwakilan Sulawesi dan Maluku, Hengky Widjaya menyampaikan bahwa Unicef sejak awal pandemi berkomitmen memberikan dukungan responsif covid-19 terutama dukungan komunikasi resiko dan pelibatan masyarakat.
“Dukungan ini penting dan pertama kali dilakukan karena yang dihadapi dalam situasi pandemi covid-19, bukan hanya virus ini, tetapi infodemic dalam artian banyaknya informasi hoax terkait covid ini. Begitupula dengan vaksinasi sehingga mengakibatkan banyaknya stigma di masyarakat yang akhirnya memunculkan resistensi membuat rendahnya cakupan vaksinasi sampai saat ini,” ucapnya.
Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, ahli epidemologi Universitas Hasanuddin (Unhas) mendeskripsikan beberapa varian corona virus termasuk yang teranyar varian omicron.
“Varian omicron ini perlu diwaspadai mengingat mutasi virusnya lebih banyak dibanding varian delta. Walaupun penanganan covid-19 oleh pemerintah termasuk kategori bagus, tetapi tetap diperlukan kewaspadaan tinggi. Penerapan protokol kesehatan dan peningkatan cakupan vaksinasi harus terus diupayakan”, paparnya saat membawakan materi.
Wakil ketua komda KIPI Sulsel, Dr. dr. Martira Maddepungeng juga menambahkan Salah satu factor adanya resistensi di masyarakat terhadap vaksin karena banyaknya informasi hoax terkait vaksinasi.
“Selain status kehalalan, efek samping vaksinasi sering menjadi penyebab adanya penolakan masyarakat. Sehingga sangat diperlukan sosialisasi yang berkesinambungan terkait KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ini. Reaksi pasca imunisasi hamper sama dengan vaksin lainnya, ada yang ringan dan ada yang berat. Dengan strategi komunikasi yang tepat di masyarakat diharapkan penerimaan terhadap vaksin covid-19 ini bisa lebih baik,” tambahnya.
Penulis : Ardiyanti
Editor : Fritz Wongkar
Sumber: