Saat ini, Indonesia menghadapi tiga beban masalah gizi, yaitu gizi kurang, gizi lebih dan kekurangan zat gizi mikro. Gizi kurang meliputi wasting (kekurangan gizi akut) dan stunting (kekurangan gizi kronis). Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (wasting) di Indonesia mengalami penurunan dari 12,1% tahun 2013 (Riskesdas 2013) menjadi 10,2% di tahun 2018 (Riskesdas 2018).

Untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus balita wasting, mobilisasi masyarakat melalui penemuan/deteksi dini kasus balita yang berisiko wasting merupakan komponen kunci dalam memudahkan rujukan dan penanganan kasus yang tepat. Dalam mobilisasi ini, semua anggota masyarakat dapat berperan, termasuk guru PAUD. Sehingga penemuan dini dapat dilakukan tidak hanya melalui posyandu, namun juga dapat dilaksanakan secara luas pada kegiatan-kegiatan kemasyarakatan maupun melalui satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Maka dari itu, Yayasan Jenewa Madani Indonesia sebagai implementing partner UNICEF yang didukung oleh Pemerintah Kabupaten Bantaeng mengadakan “Monitoring dan evaluasi deteksi dini, rujukan dan kelas pengasuhan balita berisiko wasting” pada tanggal 2 Februari 2023 di Hotel Kirei Kabupaten Bantaeng mulai pukul 13.00-16.30 WITA.  Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari orientasi deteksi dini, rujukan dan kelas pengasuhan balita berisiko wasting  yang telah dilakukan sebelumnya pada bulan Oktober 2022.

Kegiatan ini diawali dengan pengantar oleh Direktur Yayasan Jenewa Madani Indonesia Bapak Surahmansah Said, MPH yang mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan mengikuti monev ini. Pemerintah telah membuat berbagai upaya untuk pencegahan wasting melalui integrasi PAUD HI.  Harapannya dari pilot projek ini bisa ditularkan oleh guru maupun TPG PKM yang telah dilatih ke sekolah lain, ibarat virus kebaikan yang menyebar ke sekolah lain atau kata lainnya replikasi agar semua satuan PAUD terpapar untuk meminimalisirkan kejadian wasting.

Kegiatan monev ini dihari oleh 100 peserta yang terdiri dari guru PAUD dan TPG yang tersebar di Kabupaten Bantaeng. Selanjutnya review materi terkait dengan gambaran umum wasting, bagaimana mengidentifikasi kasus wasting mulai dari pengukuran menggunakan LILA serta melihat tanda-tanda pada punggung kaki hingga proses rujukan apabila ditemui kasus wasting di wilayah TK atau PAUD. Kegiatan ini juga menghadirkan Bapak Hj. Iwan Setiawan selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng yang mengharapkan adanya koordinasi yang baik antara guru PAUD dengan puskesmas dalam program ini. Selain itu, mayoritas guru PAUD melaporkan bahwa telah dilakukan sebulan sekali deteksi dini dan kelas parenting di wilayah masing-masing. Harapannya kegiatan monev ini dapat menjadi penguatan untuk seluruh guru PAUD melakukan deteksi dini dengan baik dan terstruktur dalam mendeteksi kasus wasting.

Leave a Reply

Your email address will not be published.