Jenewa Bersama Unicef membuat kegiatan webinar untuk mendukung keluarga menurunkan angka wasting dan stunting khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Satu dari 5 kematian pada anak balita didasari oleh gizi buruk, sehingga menempatkan masalah gizi ini merupakan ancaman utama untuk keberlangsungan hidup anak. Balita wasting berisiko 3 kali lebih tinggi untuk menjadi stunting dibandingkan dengan balita gizi baik. Anak gizi buruk memiliki risiko kematian hampir 12 kali lebih tinggi dibandingkan anak dengan gizi baik.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ibu dr. Hj. Rosmini Pandin, MARS memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan dan mengharapkan adanya kolaborasi dan Kerjasama antar sektor dalam pembinaan/edukasi gizi keluarga untuk dapat menurunkan prevalensi stunting dan menurunkan gizi kurang dan gizi buruk.
Materi yang dibawakan oleh Aisya Putri Utami selaku konsultan PGBT Unicef Provinsi Sulawesi Selatan diawali dengan penjelasan masalah gizi yaitu kurang gizi yang terbagi atas wasting, stunting dan kekurangan gizi mikro, serta gizi lebih yaitu gemuk dan obesitas. Anak yang wasting dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting 3 kali lebih berisiko. Wasting juga meningkatkan risiko kematian akibat penyakit menular seperti diare, pneumonia dan campak. Cara melindungi anak dapat dilakukan dengan pencegahan melalui intervensi gizi esensial yang berpusat pada ibu dan anak seperti layanan dasar gizi, kesehatan, air dan sanitasi, gizi ibu yang baik dan berat badan lahir normal, gizi dan diet yang aman dan pemberian makan dan pengasuhan yang positif serta deteksi dini dan perawatan anak wasting yang berisiko. Pencegahan stunting dan wasting adalah prioritas utama yang diawali dengan 1000 HPK dengan jumlah 270 hari + 730 hari hingga anak usia 2 tahun. Pedoman pencegahan dan tata laksana gizi buruk terintegrasi (PGBT) dikeluarkan untuk mengatasi gizi buruk. Penemuan kasus wasting di masyarakat dapat dilakukan melalui integrasi pengukuran LILA di Posyandu, LILA keluarga dan deteksi dini dan rujukan wasting di PAUD. UNICEF juga memiliki layanan obrolan gizi yang disebut chatbot.