Hari Obesitas  Sedunia diperingati pada tanggal 4 Maret di setiap tahunnya. Dalam memperingatinya, UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia menyelenggarakan Webinar dengan tema “Changing Perspectives: Let’s Talk About  Obesity” via zoom dan streaming youtube. “Dalam rangka memperingati hari obesitas sedunia tahun 2023, webinar hari ini menjadi momentum untuk menyebarkan kepedulian lebih meluas lagi di masyarakat terkait kondisi obesitas” ujar Surahmansah said selaku Direktur Jenewa Madani Indonesia dalam sambutannya.

Semakin banyak anak dan orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, peningkatan terbesar terdapat di negara dengan ekonomi menengah kebawah dan Asia Tenggara “di  Indonesia, 1 dari 2 anak usia sekolah (5-12 tahun), 1 dari 7 remaja (13-18 tahun) dan 1 dari 3 orang dewasa (>18 tahun) mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, jumlah ini telah meningkat untuk semua usia.  Pada momen peringatan Hari Obesitas Sedunia tahun ini, tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan awareness, tapi UNICEF akan mendukung kebijakan, mendorong advokasi dan berbagi pengalaman terkait kondisi obesitas” ungkap Nike Frans selaku Nutrition officer UNICEF wilayah Sulawesi dan Maluku.

Kelebihan berat badan (overweight) dan obesitas adalah kelebihan penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan yang dapat mempengaruhi kesehatan. Indikator kelebihan berat badan yakni Indeks Massa Tubuh (IMT) >23 , sedangkan untuk obesitas IMT >25. David Colozza selaku Nutrition specialist yang juga salah satu narasumber pada webinar ini menyampaikan bahwa faktor pendorong terjadinya overweight  dan obesitas diantaranya, ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran energi dalam waktu lama, faktor biologis dan gaya hidup serta faktor risiko dari linkungan. “Berdasarkan Global Burden of Disease tahun 2021, kelebihan berat badan dan obesitas menjadi pemicu utama penyebab kematian dan disabiltas, yakni sebesar 66,1%“ tambah David Colozza.

Anak yang orang tuanya mengalami kelebihan berat badan, anak yang wasting maupun stunting beresiko lebih tinggi mengalami kelebihan berat badan di masa depan, sehingga sangat penting untuk kita cegah terjadinya obesitas ini. Prof. Dr. Nurhaedar Jafar, Apt., M.Kes Dosen Gizi FKM Universitas Hasanuddin yang juga narasumber pada webinar ini menyampaikan bahwa perilaku konsumsi dan sedentary activity menjadi pemicu terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas,  “>50% remaja (13-18 tahun) mengonsumsi makanan berlemak cukup sering (1-6 kali/minggu), rata-rata konsumsi gula pasir penduduk Indonesia 65,7 kkal/hari, 2 dari 3 orang makan dan minum minuman manis per hari, sedangkan prevalensi yang  kurang konsumsi buah/sayur sangat tinggi, yakni 95,5%, 9 dari 10 orang tidak makan cukup buah dan sayur ”tambah Prof. Nurhaedar Jafar.

Mengimplementasikan gizi seimbang dan aktivitas fisik dapat menjadi solusi atau mencegah terjadinya obesitas, adapun caranya yakni makanlah  makanan yang sehat, bergizi dan seimbang secara teratur, batasi konsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, baca label gizi sebelum membeli, minum 6-8 gelas air/hari dan rutin melakukan aktivitas fisik.  Dengan mengambil aksi ini kita juga menurunkan risiko bagi semua orang dan memungkinkan setiap orang hidup lebih sehat. Indonesia khusnya Sulawesi Selatan yang kaya akan sumber daya alam berupa pangan sangatlah berlimpah, sehingga biaya untuk memperoleh makanan yang sehat, bergizi dan beragam tentunya sangat murah dan mudah didapatkan hal ini menjadi peluang untuk kita untuk menekan terjadinya kelebihan berat badan maupun obesitas. “Harapannya dengan adanya webinar ini maka menambah wawasan terkait obesitas dan mengubah cara pandang kita dan stigma terhadap orang yang obesitas dan sama-sama mengambil berperan untuk mencegah terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas”tambah Direktur Jenewa Madani Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.