Kegiatan yang berlangsung di Mall Pelayanan Publik Lantai 6 Kantor Bupati Barru, ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari OPD, TP-PKK, tenaga kesehatan, camat, serta mitra pembangunan lainnya.

Stunting masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting nasional tercatat sebesar 19,8%, dengan Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 23,3% dan Kabupaten Barru berada pada angka 26,9%. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,8% di Kabupaten Barru, yang melebihi rata-rata provinsi dan perlu segera diintervensi.

Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekurangan gizi kronis, kurangnya stimulasi psikososial, hingga infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dampaknya tidak hanya pada pertumbuhan fisik anak, namun juga berpengaruh jangka panjang terhadap perkembangan kognitif, kesehatan, dan produktivitas di masa depan.

Dalam rangka Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (P3S), UNICEF, Jenewa Madani Indonesia, dan Tanoto Foundation bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Barru meluncurkan dua program penting sepanjang tahun 2024–2025, yaitu:

  1. Penyusunan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Strakom KPP)
  2. Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak

Acara pembukaan diisi oleh Nutrition Officer UNICEF, Ibu Nike Frans, MPH, yang menyampaikan pentingnya Pilar Kedua dalam percepatan penurunan stunting, yakni Komunikasi Perubahan Perilaku, yang telah dirumuskan dalam Pedoman Strakom KPP dengan 3 Pesan Kunci:

  1. Ibu hamil minum tablet tambah darah setiap hari; makanan makanan bergizi seimbang (dengan protein hewani); dan memeriksakan kehamilan secara rutin di fasilitas kesehatan
  2. Anak usia 6-24 bulan diberi MP-ASI lokal bergizi seimbang dan kaya protein hewani, serta tetap diberikan ASI hingga usia minimal 2 tahun
  3. Semua anak balita rutin dibawa ke Posyandu setiap bulan untuk dipantau pertumbuhannya

Dr. Andy, M.Si., Sekretaris Bapelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, menegaskan bahwa meski angka stunting di Kabupaten Barru mengalami kenaikan, daerah ini tetap memberikan kontribusi penting dalam capaian provinsi secara keseluruhan. “Kabupaten/kota menjadi pilar utama dalam mendukung penurunan angka stunting di tingkat provinsi,” ujarnya.

Dalam sesi pemaparan, dr. Djunaidi M. Dachlan, MS, selaku Tim Ahli Stunting Provinsi Sulsel, menjelaskan strategi percepatan penurunan stunting melalui penerapan KPP di kabupaten/kota dengan prinsip “4 Pasti”, sebagai langkah menjamin efektivitas intervensi.

Sementara itu, Wakil Bupati Barru, Ibu Andi Ina Kartika Sari, S.H., M.Si., dalam sambutannya menekankan bahwa stunting bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan generasi bangsa. “Diperlukan kolaborasi semua pihak untuk membangun kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku yang berisiko terhadap tumbuh kembang anak,” tuturnya. Dengan sinergi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan angka stunting di Kabupaten Barru dapat ditekan secara signifikan, demi mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif.

Leave a Reply

Your email address will not be published.