Enrekang, 21 Oktober 2024 — Stunting masih menjadi salah satu tantangan serius dalam masalah gizi di Indonesia, khususnya pada anak-anak. Upaya pencegahan stunting memerlukan pendekatan komprehensif, termasuk pelibatan aktif ibu dan anak serta dukungan berbagai pihak. Pemerintah terus memperkuat program pencegahan stunting melalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang merupakan fase penting dalam menentukan kualitas hidup anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Kabupaten Enrekang terus memperkuat langkah nyata dalam upaya pencegahan stunting dengan menyelenggarakan kegiatan lanjutan yang berfokus pada penguatan gizi ibu dan anak. Setelah sukses melaksanakan Orientasi Fasilitator Gizi Ibu dan Anak (GIA) dan Penguatan Posyandu di tingkat provinsi pada September 2024, hari ini UNICEF dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh Tanoto Foundation melakukan Orientasi Berjenjang GIA yang menekankan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) di tingkat kabupaten. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan serta mendorong perubahan perilaku di masyarakat, demi pelayanan posyandu yang lebih berkualitas.
Bapak Surahmansah Said, MPH, Direktur Yayasan Jenewa Institute, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program yang telah berjalan selama tiga tahun di Sulawesi Selatan. “Kabupaten Enrekang merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota yang menjadi fokus untuk penanganan stunting melalui program penguatan tahun ini. Orientasi hari ini akan membawa kita pada implementasi nyata di lapangan, memperkuat apa yang sudah berjalan dan memperluas dampaknya di komunitas,”
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang, Ibu Nurjannah Mandehe, SKM., M.Si, memberikan apresiasi yang mendalam atas dukungan berkelanjutan dari UNICEF dan mitra. “Kami sangat berterima kasih kepada UNICEF, Jenewa Institute, dan Tanoto Foundation atas dukungan tak ternilai yang diberikan kepada Kabupaten Enrekang. Selain pengetahuan yang kami peroleh hari ini, kami juga mendapat bantuan berupa spanduk dan poster edukasi stunting dan wasting yang akan disebarluaskan ke seluruh posyandu. Hal ini akan memperkuat upaya kami di lapangan,”
Kegiatan ini melibatkan tiga bidang utama yaitu Promosi Kesehatan, Gizi, dan Bidan yang diharapkan dapat berkolaborasi lebih erat dalam mendorong kader posyandu sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat komunitas. Peran kader posyandu juga ditekankan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan komunitas. Mereka diharapkan mampu menggerakkan masyarakat dan memastikan setiap anak mendapatkan pemantauan gizi yang optimal, serta edukasi yang menyeluruh tentang pentingnya pola asuh yang baik bagi anak.
Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan tiga Rencana Tindak Lanjut (RTL) utama yang disampaikan oleh ibu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Ibu drg.Hj.Sri Siswaty Zainal.M.Adm.Kes yaitu memperkuat komunikasi hasil kegiatan di internal dan eksternal puskesmas, memperkuat kapasitas kader posyandu, dan memastikan pelaksanaan edukasi dan konseling di meja 5 posyandu. Dengan ini, posyandu diharapkan menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dini masalah gizi dan mengedukasi ibu serta keluarga terkait pentingnya gizi seimbang, ASI eksklusif, dan MP-ASI.
Kabupaten Enrekang kini berada di garis depan dalam perjuangan melawan stunting. Dengan sinergi kuat antara pemerintah daerah, dan posyandu, langkah ini menjadi harapan baru bagi masa depan anak-anak di Enrekang masa depan yang lebih sehat, cerdas, dan bebas dari ancaman stunting.
Stunting bukan lagi masalah yang hanya dibicarakan, tetapi diatasi dengan aksi nyata yang melibatkan semua pihak. Enrekang kini bersiap melangkah maju dengan komitmen dan kekuatan bersama untuk memberikan masa depan terbaik bagi generasi penerusnya.