Hari Tuberculosis (TBC) sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret, maka pada momentum ini Jenewa Madani Indonesia adakan webinar via zoom dan youtube sebagai media edukasi kepada masyarakat terkait apa itu TBC pada anak dan bagaimana mengimplementasikan Temukan dan Obati Sampai Sembuh TBC (TOSS TBC) dengan mengundang narasumber yang expert dibidang TBC diantaranya Dr. Andi Julia Junus, S.KM., M.Kes (Koordinator program TBC Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan), Dr. dr. Jamaluddin M, Sp.P(K) (Dokter spesialis paru RSUD Labuang Baji Makassar) serta Christa Dewi, Ph.D (Peneliti sinergi sehat Indonesia).
Dr. Andi Julia memaparkan materi terkait kebijakan dan strategi eliminasi TBC pada anak, dr. Jamal memaparkan terkait penatalaksanaan kasus TBC pada anak dan Ibu Christa Dewi memaparkan terkait hasi asessmen program TBC anak di Indonesia. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang sebagaian besar kuman TBC menyerang paru-paru. Secara global, estimasi kasus TBC sebanyak 10.600.000 kasus dan angka kematian TBC sebanyak 1.400.000 kasus. Penderita laki-laki 6.600.000 dan perempuan 4.000.000 kasus. Indonesia menempati posisi ke-2 kasus TBC terbanyak di dunia setelah India dengan kasus sebanyak 969.000 dan kematian sebanyak 144.000. “TBC anak merupakan 10-15% dari seluruh kasus TBC di Indonesia dan Sebagian besar kasus terjadi pada anak umur <5 tahun, sehingga TB anak ini bagian komponen penting dalam pengendalian TB karena jumlah anak 40-50% jumlah seluruh populasi. Kasus TB anak di Sulawesi Selatan tahun 2021 sebanyak 499 dan meningkat di tahun 2022 menjadi 1.233” tambah Dr. Andi Julia.
Adapun strategi nasional elimasi TBC diantaranya; (1) Penguatan komitmen dan kepemimpinan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung percepatan eliminasi TBC 2030 (2) peningkatan akses layanan TBC bermutu dan berpihak pada pasien (3) Optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan TBC dan pengendalian infeksi (4) Pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tatalaksana TBC (5) Peningkatan peran serta komunitas, mitra dan multisectoral lainnya dalam eliminasi TBC (6) Penguatan manajemen program melalui penguatan system Kesehatan.
Pada webinar kali ini juga dijelaskan bagaimana alur diagnosis TB pada anak dengan anamnesis gejala TBC diantaranya batuk >2 minggu (tidak membaik dengan antibiotic atau anti asma), demam >2 minggu (tidak membaik dengan antibiotic atau anti malaria), berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan terakhir ( tidak membaik dengan asupan nutrisi yang optimal), lesu dan tidak aktif, dr. jamaluddin pun menyebutkan hal penting dalam tatalaksana TB anak , diantaranya:
- Obat TB diberikan dalam panduan obat, tidak boleh diberikan sebagai monoterapi
- Pemberian gizi yang adekuat
- Mencari penyakit penyerta jika ditatalaksana secara bersamaan
“Rekomendai pebdekatan diagnosis TB anak yakni anamnesis, pemeriksaan fisis, uji tuberculin, konfirmasi bakteriologis, screening HIV. Sedangkan untuk tatalaksana TB anak memperhatikan paduan OAT, gizi yang adekuat, mencari penyakit penyerta lain” tambah dr. Jamaluddin.
Hasil asessmen terkait program TBC anak di Indonesia memperlihatkan masih banyaknya hambatan dan kendala dilapangan seperti minimnya pengetahuan, manajemen program TB dan TPT, minimnya sumberdaya seperti kurangnya pelatihan khusus TB anak, kurangnya koordinasi dan kolaborasi seperti lemahnya dukungan lintas sector non-kesehatan (pemerintah desa) serta kurangnya dana operasional program. “Rekomendasi untuk penguatan program TBC anak diantaranya; (1) Pelatihan SDM Kesehatan (nakes dan kader) (2) Sosialisasi TB anak di masyarakat dan sekolah (3) Kerjasama lintas sektor (4) Pelaporan dan pengobatan yang terintegrasi antar fasyankes” tambah Ibu Christa Dewi.
Target yang ingin dicapai tahun 2023 untuk seluruh kabupaten/kota di Indonesia; (1) Pelaksanaan skrining TBC pada balita di masyarakat dan FKTP (2) Pelaksanaan skrining TBC pada anak di sekolah (3) Pelaksanaan investigasi kontak pada anak kontak (4) Ketersediaan logistik tuberkulin dapat diadakan oleh masing-masing Provinsi/Kabupaten/Kota (5) Validasi rtin data TBC termasuk TBC anak (6) Target penemuan kasus TBC anak sebesar 90%” tambah Dr. Andi Julia.