Saat ini, Indonesia menghadapi tiga permasalahan gizi utama, yakni kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan kekurangan zat gizi mikro. Kekurangan gizi mencakup wasting (kekurangan gizi akut) dan stunting (kekurangan gizi kronis). Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia untuk jumlah balita yang terdampak gizi buruk setelah India, yaitu lebih dari 800,000 anak balita.
Pada Jumat, 26 Januari 2024, UNICEF dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menginisiasi webinar “Deteksi Dini Wasting: Cegah Stunting Bersama Kader Posyandu Sulawesi Selatan” dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional. Acara ini melibatkan Tenaga Pendamping Gizi dan Kader Posyandu se-Provinsi Sulawesi Selatan.
Pengantar kegiatan yang disampaikan oleh Bapak Surahmansah Said, MPH selaku Direktur Yayasan Jenewa Madani Indonesia bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan untuk menurunkan angka kejadian wasting dan mencegah stunting. Harapannya, kegiatan ini diikuti dengan baik karena sangat bermanfaat dalam deteksi dini wasting. Paradigma pencegahan dan penemuan dini wasting jauh lebih baik dibandingkan dengan pengobatan. Kegiatan deteksi dini ini tidak hanya dilakukan dalam posyandu, tetapi juga di tingkat PAUD.
Sambutan Ibu Nike Frans, MPH, selaku Nutrition Officer UNICEF Indonesia, menyampaikan bahwa UNICEF dan JENEWA selalu berkolaborasi untuk mendukung peningkatan gizi masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan. Wasting dan stunting masih menjadi masalah gizi utama anak Indonesia, terutama balita. Meskipun upaya bersama terus dilakukan, angka wasting dan stunting masih meningkat di Sulawesi Selatan. Deteksi dini memiliki peran penting dalam penanganan gizi buruk di Indonesia, dengan harapan dapat menemukan masalah sejak dini untuk penanganan lebih efektif. Ibu Nike Frans juga menjelaskan bahwa wasting memiliki faktor risiko tiga kali lebih besar untuk menjadi stunting. Deteksi dini menjadi langkah kunci dalam menemukan anak yang mengalami wasting di tingkat masyarakat. Hal ini penting untuk menangani gizi buruk lebih cepat dan mengurangi risiko yang lebih parah. Kesuksesan deteksi dini akan mendukung seluruh rangkaian pencegahan dan penanganan gizi buruk, menghindari risiko tinggi pada balita.Pada akhir sambutannya, Ibu Nike Frans mengucapkan selamat Hari Gizi Nasional kepada seluruh peserta dan mengucapkan terima kasih khusus kepada kader posyandu yang selalu bekerja tanpa lelah untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak, ibu hamil, dan remaja demi peningkatan gizi di masyarakat.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Bapak Dr. dr. H. M. Ishaq Iskandar, M.Kes., MM., MH. Beliau menyampaikan harapannya agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat, cerdas, dan produktif, didukung oleh pendidikan berkualitas menuju generasi emas 2045. Bapak Menteri Kesehatan menekankan bahwa untuk mencapai negara maju, penduduk harus memiliki pendapatan tinggi yang didukung oleh generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Gizi sangat penting dalam mencegah penyakit menular dan tidak menular pada anak, sehingga mencegah wasting dan stunting. Stunting bukan hanya masalah gangguan pertumbuhan, tetapi juga dapat mengancam kecerdasan atau kecerdasan anak, yang dapat mengurangi produktivitas. Pencegahan wasting dan stunting adalah upaya bersama untuk mencegah rendahnya tingkat kecerdasan dengan dukungan penuh dari stakeholder dan organisasi seperti UNICEF dan JENEWA, melalui berbagai program di Provinsi Sulawesi Selatan. Selamat Hari Gizi Nasional ke-64.