Diselah waktunya memberikan pelayanan di Posyandu dan mengajar di Madrasah, ia sering berbincang dengan ibu-ibu balita dan pelajar tentang vaksinasi dan imunisasi.

“Saya kaget sekali mendengar ternyata masih banyak ibu-ibu dan siswa yang belum divaksin dengan berbagai alasan,” keluhnya.

Saenab pun tergerak hatinya untuk memikirkan orang-orang yang ada di sekitarnya, sementara pihak layanan Pustu dan Puskesmas di Tamalatea masih terbatas.

Seiring waktu, Majelis Kesehatan Pengurus Daerah (PD) Aisyiyah Kabupaten Jeneponto mengajak Saenab untuk mendaftarkan diri sebagai peserta Pelatihan kader program Social Behaviour Change (SBC). Setelah mengikuti pelatihan tersebut, Saenab semakin bersemangat untuk bergerak ke masyarakat melakukan penyuluhan/edukasi tentang Vaksinasi dan Imunisasi.

Bagi Sitti Saenab, menjadi kader Social Behaviour Change (SBC) tidak semudah membalikkan telapak tangan. Begitu banyak pengorbanan dan rintangan yang dijalani.

“Terkadang saya harus jalan kaki menyusuri lorong demi lorong, beberapa desa dan dusun di kecamatan Tamalatea untuk memberikan edukasi manfaat vaksinasi dan imunisasi kepada masyarakat,” terang Saenab.

Berdasarkan hasil pengamatan, kata Saenab, salah satu permasalahan yang ada di Masyarakat Desa Turatea Timur adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya vaksinasi. Potensi penyebaran Covid-19 disekitar mereka sangat tinggi, karena kurang kesadaran warga dan siswa menggunakan masker dan tidak menerapkan physical distancing.

“Di satu sisi masyarakat kurang memiliki pemahaman seberapa rentan mereka tertular Covid-19, seberapa parah penyakit ini, apa manfaat melakukan vaksinasi,” jelas Saenab.

Disisi lain, kurangnya petunjuk dan arahan untuk bertindak dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19. “Masyarakat juga dihadapkan terhadap sulitnya mengakses fasilitas kesehatan dan kurangnya pemahaman akan pentingnya vaksinasi booster,” tambahnya.

Sitti Saenab sebagai kader Social Behaviour Change (SBC), ia melakukan penelusuran ke masyarakat dan pelajar di sekolah khususnya di Kecamatan Tamalatea. Saenab menilai rata-rata masyarakat maupun pelajar tidak paham akan pentingnya vaksinasi Booster dan imunisasi.

Ada beberapa faktor yang membuat masyarakat tidak mengetahui pentingnya vaksinasi dan imunisasi, seperti kurang patuhnya masyarakat dan pelajar terhadap himbauan dari pemerintah tentang vaksinasi booster sehingga masyarakat beranggapan bahwa covid-19 hanya dapat dicegah dengan vaksinasi pertama dan kedua.

“Dan kurangnya kesadaran dari masyarakat sendiri terkait pentingnya edukasi tentang pencegahan dan penanganan Covid -19. Termasuk kurangnya sosialisasi dan edukasi yang didapatkan masyarakat,” terang Saenab.

Selain itu, tantangan yang paling berat dihadapi Saenab karena masih ada masyarakat yang menolak divaksin ketiga (Booster) karena beberapa alasan, baik itu karena penyakit bawaan, berita hoaks tentang vaksin Booster yang dapat melumpuhkan, sehingga ini menjadi tantangan kader Social Behaviour Change (SBC).

“Sebagian warga belum merespon dari edukasi yang disampaikan akan pentingnya vaksin karena alasan mereka memiliki riwayat penyakit darah tinggi, diabetes, tumor dan kanker. Tetapi kami tidak menyerah begitu saja,” ujar Saenab dengan semangat.

Saenab kemudian menggunakan media poster dalam melakukan edukasi vaksinasi dan imunisasi yang akan disebarkan ke masyarakat. Dibantu Jenewa Madani Indonesia kerjasama Unicef melakukan persiapan, merencanakan dan memilih poster yang akan dikampanyekan .

“Memilih tempat- tempat strategis di masing- masing lingkungan. Teknik edukasi dengan beberapa testimoni yang sudah berhasil di vaksin Booster. Memberikan alasan akan pentingnya vaksinasi di usia minimal 6 tahun sampai lansia,” terang Saenab.

Namun, yang terpenting dilakukan kata Saenab adalah melakukan pendekatan ke aparat Desa, Babinsa dan semua warga Sekolah.

“Bahkan saya harus mengunjungi orang tua siswa yang belum di vaksin. Dan saya jadwalkan kegiatan edukasi pentingnya vaksinasi dan imunisasi per pekan, baik di pasar dan kebun, terutama ke ibu-ibu di pinggir pantai yang sementara mengolah rumput laut,” ungkapnya.

“Pengorbanan itu tidak sia-sia hampir semua masyarakat Turatea sudah di vaksin lengkap,” ucap Saenab dengan gembira.

Covid -19 merupakan tantangan serius bagi kita semua. Salah satu bentuk edukasi yang dipilih dalam memberikan edukasi tentang vaksinasi dan imunisasi pencegahan Covid -19 di Desa Turatea Timur melalui pendekatan perubahan perilaku baik dalam edukasi dalam bentuk kasih sayang secara verbal maupun non verbal.

“Kepada seluruh perangkat Desa dan Puskesmas, kader Social Behaviour Change (SBC), Organisasi Aisyiyah, dimohon untuk lebih meningkatkan lagi sosialisasinya tentang pentingnya vaksinasi dan Imunisasi. Dan masyarakat disarankan untuk lebih meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya vaksinasi lengkap dan imunisasi lengkap di Kabupaten Jeneponto,” tutup Saenab.

Sumber: https://jejakfakta.com/read/176/kembang-merah-turatea

Leave a Reply

Your email address will not be published.