
Bulukumba, 24 Juni 2025 — Pemerintah Kabupaten Bulukumba bersama UNICEF dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia dengan dukungan Tanoto Foundation, secara resmi meluncurkan Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting, bertempat di Gedung Phinisi, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini diawali sambutan oleh Direktur Jenewa Madani yang menyampaikan “Pedoman ini mencakup empat komponen utama komunikasi perubahan perilaku, yakni advokasi, kampanye, mobilisasi sosial, dan komunikasi antar pribadi. Penyusunan pedoman Kabupaten Bulukumba merupakan bagian dari rangkaian dukungan teknis yang sebelumnya telah difasilitasi di 10 kabupaten/kota pada tahun 2023 dan 10 kabupaten/kota lainnya di tahun 2024,” ujarnya.
Bupati Bulukumba, Andi Muhtar Ali Yusuf menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini yang juga menjadi upaya dalam mendukung penurunan stunting di bulukumba.
“Pedoman ini adalah salah satu bentuk upaya untuk mengatasi persoalan stunting. Kita berharap ini bukan hanya sekedar dokumen tetapi komitmen bersama, ” tegas beliau.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati sekaligus Ketua TPPS Kabupaten Bulukumba, Andi Edy Manaf, S.Sos, perwakilan Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, pimpinan OPD, Tim Penyusun KPP, Kepala Desa lokus stunting, dan mitra. Dalam sesi utama, tim ahli stunting nasional, dr. Djunaidi M. Dahlan, M.S., memaparkan secara mendalam isi pedoman serta strategi komunikasi yang mencakup empat komponen utama: advokasi, kampanye media, mobilisasi sosial, dan komunikasi antar pribadi. Strategi ini dirancang untuk merespon tantangan perubahan perilaku di tingkat individu, komunitas, hingga layanan kesehatan.
Pedoman yang diluncurkan hari ini merupakan tindak lanjut dari Strategi Nasional Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting, khususnya Pilar 2 yang menekankan pentingya kampanye perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Pedoman ini sebelumnya telah disusun dan difinalisasi di tingkat provinsi serta 20 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan selama kurun waktu 2022-2024
Menurut Survei Status Gizi Indonesia 2024, prevalensi stunting di Sulawesi Selatan mencapai 23,3% dan bulukumba 25,2%. Melalui peluncuran ini, diharapkan seluruh pemangku kepentingan di bulukumba dapat bersinergi dalam mengimplementasikan strategi komunikasi perubahan perilaku secara efektif dan menyeluruh. Langkah ini menjadi awal penguatan kolaborasi menuju generasi yang lebih sehat, cerdas, dan bebas stunting.