Tunreng Tellue, Kabupaten Bone, 19 Desember 2024 – Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan stunting, UNICEF dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia, bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan dukungan dari Tanoto Foundation, menyelenggarakan kegiatan Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak serta 3 Perilaku Kunci Pencegahan Stunting. Kegiatan ini berlangsung di Aula Desa Massenreng Pulu, Kecamatan Sibulue, Kabupaten Bone, pada Kamis, 19 Desember 2024.
Salah satu penyebab pemberian makanan yang kurang optimal adalah kurangnya pengetahuan ibu dan anggota keluarga lainnya mengenai kesehatan dan gizi, baik sebelum kehamilan maupun setelah melahirkan. Beberapa data menunjukkan bahwa 60% bayi usia 0-6 bulan belum mendapatkan ASI eksklusif, dan 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI yang sesuai. Masalah gizi yang dialami ibu hamil dan anak balita pada masa 1000 HPK dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik, serta gangguan metabolisme.
Stunting masih menjadi salah satu masalah gizi serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bone. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, angka stunting nasional tercatat sebesar 21,5%, sementara Provinsi Sulawesi Selatan berada di urutan 10 besar dengan angka 27,4%. Kabupaten Bone juga mencatat prevalensi stunting sebesar 26%. Angka-angka ini menunjukkan perlunya upaya terpadu dan berkelanjutan untuk mencegah stunting, khususnya selama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Orientasi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian orientasi yang telah dilaksanakan sebelumnya di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Pada bulan September 2024, telah dilaksanakan Orientasi Fasilitator Gizi Ibu dan Anak (GIA) dan Penguatan Posyandu dengan Pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku yang melibatkan perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan 10 kabupaten/kota, yakni Bulukumba, Barru, Parepare, Bone, Wajo, Enrekang, Luwu, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
Kegiatan dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama di pagi hari dihadiri oleh kepala desa, TP PKK, Kepala sekolah TK, Babinsa, kelompok tani, dan organisasi kepemudaan untuk memperkuat dukungan lintas sektor terhadap upaya pencegahan stunting. Sesi kedua di siang hari difokuskan pada tenaga kesehatan, yaitu bidan dan kader posyandu, untuk memperkuat kapasitas mereka dalam memberikan layanan gizi dan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam sambutannya, Direktur Jenewa Institute, Bapak Surahmansah Said, MPH, menyampaikan bahwa, “Pencegahan stunting membutuhkan sinergi semua pihak, termasuk kader, tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat luas. Melalui orientasi ini, kami berharap layanan Posyandu dapat semakin optimal dalam mengedukasi masyarakat dan memberikan layanan gizi yang komprehensif.”
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Camat Sibulue, Bapak H. Zaenal Abidin, S.Pd, didampingi oleh Ketua TP PKK Kecamatan Sibulue. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya peningkatan kapasitas kader posyandu dan tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan gizi di komunitas. Beliau juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Bone. Diharapkan melalui kegiatan ini, Posyandu sebagai pusat layanan kesehatan komunitas dapat semakin optimal dalam memberikan edukasi, layanan kesehatan, dan pemantauan gizi. Keterlibatan seluruh pihak, termasuk ibu, keluarga, dan masyarakat, menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pemenuhan gizi yang baik bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak balita.