Hotel Grand Town Kota Makssar, 21 September 2023. UNICEF-JENEWA undang 60 posyandu wilayah kerja PUskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar dalam orientasi LILA Keluarga sebagai deteksi dini wasting, agar mudah tertagani dan mencegah terjadinya stunting. Orientasi ini dihadiri langsung oleh Ibu Blandina Rosalina Bait selaku Nutrition Specialist UNICEF Indonesia.
Berdasarkan hasil SSGI, prevalensi wasting di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan dari 6,2% di tahun 2021 menjadi 8,3% di tahun 2022. Untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus balita wasting diperlukan mobilisasi masyarakat melalui penemuan/deteksi dini kasus balita yang berisiko wasting sebagai komponen kunci dalam memudahkan rujukan dan penanganan kasus yang tepat.
Direktur Jenewa Madani Indonesia Bapak Surahmansah Said, MPH menyampaikan bahwa JENEWA selaku mitra pelaksana UNICEF di Sulawesi Selatan, saat ini menjalankan salah satu program gizi UNICEF di Kota Makassar, berbicara gizi beberapa tahun terakhr ini tidak terlepas akan stunting namun yang perlu kita pahami bahwa masih banyak masalah gizi di Indonesia diantaranya (gizi kurang dan gizi buruk). Stunting yang berlangsung dalam waktu lama yang biasa disebut kronis itu intervensinya juga bukan hanya pada usia bayi dua tahun namun mulai dari remaja, ibu hamil dan bayi, sedangkan intervensi untuk wasting yang kejadiannya dalam waktu yang lebih singkat atau yang biasa disebut akut intervensinya lewat penjagaan asupannya yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga diperlukan pemantauan tiap bulannya akan Panjang badan/tinggi badan serta berat badannya agar jika ditemukan yang b ermasalah maka akan mudah ditangani.
RPJMN 2024-2029 sementara disusun dan diperkirankan kedepannya akan fokus ke wasting dan obesitas, sehingga kita semua yang hari ini hadir dalam orientasi LiLA keluarga nantinya memberikan kontribusi, karena sejatinya lebih penting berbicara mencegah daripada mengobati. “Kita mencegah wasting dengan deteksi dini agar bisa ditangani lebih lanjut dan menggunakan pita LiLA keluarga serta bengkak (edema) pada punggung kaki, selain itu dibutuhkan mobilisasi masyarakat dan hal ini bisa kita lakukan ditingkat keluarga. Kami memilih Puskesmas Kassi-Kassi kerana wilayah kerjanya yang terluas di kota Makassar yang harapannya dari kegiatan ini mampu meningkatkan cakupan deteksi dini” tambah Pak Surahmansah Said, MPH.
“Hari ini kita akan banyak membahas tentang wasting, karena anak wasting ini berisiko 3 kali menjadi stunting dan 12 kali resiko kematiannya. Maka dari itu pencegahan dan penanganan sangat diperlukan. Anak wasting yang ditemukan secara dini bisa diselamatkan tidak menjadi parah atau bahkan menjadi stunting, pengukuran LiLA ini sudah dilakukan setiap bulan namun pendekatan baru ini yang namanya LiLA keluarga, deteksi dininya sama namun kita lakukan di rumah tangga. Kami berharap peserta yang merupakan kader, mampu menyebarluaskan ke orang tua/pengasuh balita bagaimana cara deteksi dini dilakukan baik penggunaan pita LiLA maupun pengecekan bengkak pada punggung kaki dan jika sudah ditemukan tanda-tanda balita wasting maka segara dirujuk serta diberikan pelayanan yang sesuai” tambah Ibu Nike Frans selaku Nutrition Officer UNICEF wilayah Sulawesi Selatan dalam sambutan
Sub Kordinator Kesga dan Gizi Dinas Kesehatan Kota Makassar Ibu Karnasi menyampaikan bahwa hasil pengukuran e-PPGBM di bulan Agustus untuk Puskesmas, kami akan bagikan antropometri KIT yang terstandar ke posyandu sehingga tidak ada lagi alasan kader tidak mengukur dan akan disimpan di rumah kader posyandu. Titipan Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar agar seluruh sasaran di sisir agar semua tercover.
“Kedepannya jangan lagi ada kata terlambat (zona merah penginputannya) tetapi harapan kita semua pengukuran dan penimbangan selalu dilaksanakan tiap bulannya dan tahun depan semua kader posyandu akan dilakukan uji kompetensi maka dari itu diharapakan para kader agar meningkatkan kapasitasnya. Tanda-tanday bayi yang berpotensi stunting adalah Bearat Bayi Lahir Rendah (BBLR) apabilan panjang badannya (PB) <48 cm dan berat badan (BB) < 2.500 gr. RT dan RW harus ikut berpartisipasi agar ibu hamil ke layanan kesehatan dan konsumsi TTD setiap hari, mengawasi kunjungan balita ke posyandu agar rutin setiap bulannya dipantau tumbuh kembangnya. Jangan manjakan masyarakat dengan selalu swipping ke rumahnya untuk dilakukan pengukuran karena hal tersebut membuat masyarakat malas, tapi bisa menahan penyaluran Program Keluarga Harapannya (PKH) jika tidak datang ke posyandu”. tambah Ibu Sunarti, S.St Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kota Makassar.
Pada orientasi ini juga Kepala Puskesmas Kassi-kasi Ibu dr. Risma Wachyuni R mengucapkan terima kasih kepada UNICEF-JENEWA yang telah memilih Puskemas Kassi-Kassi sebagai lokus untuk orientasi LiLA Keluarga ini dan kami berharap para kader bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatkan hari ini ke masyarakat dan bisa meningkatkan cakupan deteksi dini di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi dan tentunya dalam hal penginputan kami tidak berada lagi di zona merah.