Kamis, 14 Juli 2023 di Hotel Pantan Kabupaten Tana Toraja, JENEWA-UNICEF melaksanakan Orientasi Berjenjang Pemberian Makan Bayi Dan Anak (PMBA) dan Penguatan Posyandu kepada Tenaga Pendamping Gizi dan Bidan Koordinator di 22 Puskesmas se-Kabupaten Tana Toraja dan dihadiri oleh Ketua PKK dan Ketua Pokja 4 PKK yang juga merupakan tim penggerak pencegahan stunting.
Masalah gizi seperti stunting terjadi pada awal kehidupan merupakan masalah yang memiliki dampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Pemerintah terus mengupayakan kualitas sumber daya manusia melalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dinda Tri Lestari, S.Gz, M.Gz selaku Program Officer Program Gizi yang mewakili Direktur Jenewa Madani Indonesia dalam sambutannya bahwa sejak tahun 2021 UNICEF bersama mitranya dalam hal ini Jenewa Madani Indonesia menjalankan dan melaksanakan program penguatan terkait gizi di Provinsi Sulawesi Selatan, salah satunya adalah kegiatan orientasi berjenjang hari ini yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kejadian stunting.
“Cegah Stunting setidaknya dengan tiga (3) perilaku kunci yaitu; 1) Ibu Hamil dengan rutin minum Tablet Tambah darah (TTD) setiap hari selama kehamilan, makan makanan bergizi seimbang setiap hari dan rutin memeriksakan kehamilan ke fasilitas Kesehatan; 2) Anak usia 6-24 bulan dengan memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bergizi seimbang dan kaya protein hewani (ikan, telur, ayam, hati, daging sembari terus diberikan ASI hingga minimal usia 2 tahun; 3) Semua anak balita dengan rutin membawa ke posyandu setiap bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya” tambah Program Officer.
Ibu Nike Frans, MPH selaku Nutrition Officer UNICEF menyampaikan 100 HPK merupakan masa-masa kritis karena kualitas seorang manusia ditentukan mulai dari bertemunya sel sperma dan sel telur hingga bayi /anak berusia 2 tahun. Dampak buruk yang terjadi ketika ibu hamil dan anak baduta mengalami masalah gizi pada masa 1000 HPK adalah gangguan perkembangan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh. “Salah satu program 1000 HPK dengan intervensi gizi spesifik adalah upaya pencegahan stunting melalui PMBA yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan pengasuh terhadap praktik-praktik pemberian makan ibu hamil, anak usia 6-24 bulan, ibu menyusui, dan pemberian ASI eksklusif untuk memastikan konsumsi makanan optimal dan praktik menyusui untuk mencapai status gizi baik, sehingga harapannya Bapak/Ibu yang hadir hari ini merupakan perwakilan Puskesmas se-Kabupaten Tana Toraja bisa meneruskan informasi orientasi ini ke para kader dan tokoh masyarakat” tambah Ibu Nike Frans, MPH.
Orientasi berjenjang PMBA dan penguatan posyandu ini bertujuan agar peserta mendapatkan pemahaman orientasi berjenjang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) serta penguatan posyandu dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dan melakukan orientasi lanjutan kepada kader posyandu tentang PMBA dan penguatan posyandu dengan pendekatan KPP. Materi yang disampaikan pada orientasi ini terdiri dari materi Penguatan posyandu, pendekatan KPP dan konsep pelatihan berjenjang PMBA; Dukungan posyandu dalam pencegahan stunting pada 1000 HPK; Gizi Ibu hamil (ANC) dan ibu menyusui; Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan mekanisme umpan balik posyandu; Konseling; Demo pemorsian makanan ibu hamil dan mempersiapakn MP-ASI; Mobilisasi masyarakat dan kesimpulan pesan kunci yang pematerinya terdiri dari UNICEF dan Fasilitator Kabupaten.
Kepala Dinas Kesehatan dr. Rudhy Andi Lolo,M.Kes, Sp.An., sangat mengapresiasi pihak JENEWA dan UNICEF yang telah menginisiasi pertemuan hari ini sangat luar biasa apabila kita semua bisa mengimplementasi tiga perilaku kunci ini. “ Tingginya Stunting di Tana Toraja karena kunjungan balita yang kurang ke posyandu, sehingga kita sulit untuk memantau bahkan pendampingi balita yang berat dan tinggi badannya tidak naik dimana hal ini salah satu pemicu terjadinya stunting. Sehingga balita perlu ke posyandu tiap bulannya agar mudah diawasi dan dipantau. Penyebab lain stunting di Tana Toraja karena setelah anak dilahirkan akan diasuh oleh neneknya yang tidak dibekali pengetahuan.” tambah Bapak dr. Rudhy Andi Lolo,M.Kes, Sp.An,.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua TP-PKK Yariana Somalinggi, SE., yang meberikan dukungan atas kegiatan ini, beliau juga memberikan arahan-arahan “Semoga orientasi yang diberikan dapat disampaikan di puskesmas masing-masing serta sampai ke kader sehingga dengan adanya kegiatan ini dapat membantu percepatan penurunan stunting di Tana Toraja ”, tambah Ibu Yariana Somalinggi serta beliau menanyakan kendala yang dihadapi di lapangan.