Barru, 30 Oktober 2024 – Upaya peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku dalam pencegahan stunting menjadi fokus utama dalam kegiatan Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak (GIA) dan Penguatan Posyandu dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Barru. Kegiatan ini diinisiasi oleh UNICEF dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh Tanoto Foundation.
Kabupaten Barru merupakan lokasi kelima di Sulawesi Selatan yang menerima orientasi ini, setelah pelatihan tingkat provinsi pada September lalu yang melibatkan 10 kabupaten/kota. Orientasi ini bertujuan mendorong penerapan KPP melalui empat elemen penting: advokasi, mobilisasi sosial, kampanye media, dan komunikasi antarpribadi. Dalam acara ini, para peserta yang terdiri dari 36 tenaga kesehatan dari puskesmas, Tenaga Pelaksana Gizi, Bidan Koordinator, serta Pengelola Promosi Kesehatan, dilatih untuk menyampaikan pesan gizi kepada masyarakat dengan cara yang mudah dipahami.
Direktur Jenewa Institute, Bapak Surahmansah Said, MPH, menyampaikan bahwa pendekatan KPP menjadi kunci agar pesan kesehatan dapat diterima lebih luas oleh masyarakat. “Dengan penyampaian yang efektif di posyandu, diharapkan pesan-pesan gizi akan lebih mudah dipahami dan diterapkan,” ujarnya.
Nutrition Officer UNICEF, Ibu Nike Frans, juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan peran tokoh masyarakat dalam mempermudah pencegahan stunting di berbagai lapisan masyarakat. “Pencegahan stunting harus bisa menyentuh masyarakat dan posyandu secara langsung. Tantangannya memang tidak mudah, namun melalui tiga pesan kunci untuk ibu hamil, anak usia 6-24 bulan, dan balita yang bisa diterapkan di komunitas dapat mempermudah untuk memahami dan mengimplementasikan ,”. Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi dan alat bantu bagi para kader posyandu dalam menyebarkan informasi pencegahan stunting.
Kegiatan ini juga dihadiri dan dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barru, dr. Amis Rifai, yang menyatakan bahwa acara ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan generasi emas tahun 2045. “Kabupaten Barru memiliki sumber daya yang melimpah, namun harus didukung dengan edukasi tentang pentingnya periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dengan langkah ini, kami optimis dapat mempercepat penurunan angka stunting di wilayah kami,” ungkap dr. Amis.
Kegiatan ini menjadi awal dari sinergi antara berbagai sektor dalam mencegah stunting di Kabupaten Barru. Dengan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya gizi ibu dan anak, Barru diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing di masa depan.