Kamis 9 November 2023. JENEWA dan UNICEF bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan didukung oleh Tanoto Foundation melaksanakan orientasi dengan Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRM) Sulawesi Selatan dalam upaya mendukung pencegahan stunting di Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilakukan secara hybrid untuk offline berlangsung di Hotel Grand Town Makassar dengan jumlah peserta kurang lebih 20 orang sedangkan yang secara online via zoom kurang lebih 60 orang.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP), disebutkan bahwa KPP dilakukan melalui 4 pendekatan dalam menyampaikan pesan-pesan kunci perilaku pencegahan stunting. Empat pendekatan tersebut adalah advokasi, mobilisasi masyarakat, kampanye publik, dan komunikasi antar pribadi. Di tahun 2022, UNICEF dan JENEWA mendukung Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam Menyusun Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Pencegahan Stunting yang diterbitkan di awal tahun 2023. Di dalam pedoman tersebut, diidentifikasi bahwa salah satu tokoh utama dalam pendekatan mobilisasi masyarakat untuk pencegahan stunting adalah organisasi yang bergerak dibidang promosi kesehatan. Hal ini didasarkan karena peran organisasi yang dinilai sangat strategis untuk menggerakkan dan mengubah perilaku masyarakat yang mengarah pada penurunan stunting.
Maka dari itu Surahaman Said Selaku Direktur Jenewa Madani Indonesia dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Orientasi ini salah satu rangkai program kerja UNICEF untuk penguatan program gizi, salah satunya terkait stunting di Sulawesi Selatan. Kami menjalankan 3 output salah satu fokusnya yakni bagaimana mengimplementasikan perubahan perilaku yang salah satu intervensi yang digunakan dalam program nasional disebut KPP (Komunikasi Perubahan perilaku). “Diharapkan pedoman yang sudah ada tidak hanya menjadi inventaris tapi bagaimana poin-poin didalamnya bisa diimplementasikan dan menanaganai stunting di Sulawesi Selatan dan ini juga menjadi pesan oleh TGUPP Provinsi Sulawesi Selatan.
“Empat pendekatan dalam menyampaikan pesan kunci perilaku pencegahan stunting salah satunya mobilisasi sosial (unsur di luar sektor kesehatan) dan kegiatan hari ini adalah bagian dari mobilisasi sosial, yang harapannya penanganan stunting bisa disupport oleh unsur lain yang punya jejaring dilapangan dengan masyarakat, pendekatan lain yang sudah kami lakukan salah satunya dengan Babinsa, TNI sudah terinformasi terkait stunting dan sudah jadi intruksi Kasad yang salah satu outputnya menjadi Bapak Asuh untuk anak stunting (1 anak stunting = 1 Ayah Asuh), peran Babinsa disini mirip pas Covid yaitu untuk mengarahkan masyarakat dan meningkatkan cakupan masyarakat datang ke layanan Kesehatan dengan harapan masyarakat rutin membawa anaknya ke Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita agar jika terdeteksi anak tumbuh kembang tidak naik maka harus dengan cepat ditangani selain itu mendorong masyarakat datang ke kelas ibu hamil sebagai wadah untuk memperoleh edukasi dan menjadi wadah konseling agar tercipta ibu hamil yang sehat. Harapan yang sama kami titipkan kepada BKPRMI dan PPKMI (lewat remaja Masjid, tokoh agama, promotor kesehatan atau educator)” tambah Surahmansah Said.
Pemateri pada orientasi ini adalah Prof. dr. Veni Hadju, MSc, PhD dan dr. Djunaidi Dachlan selaku akademisi dan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan dalam bidang Kesehatan. Prof. Veni menyampaikan materi intervensi kunci pencegahan stunting dan strategi pelibatan organisasi dalam percepatan penurunan stunting. Stunting bukanlah penyakit dan sudah banyak negara yang berhasil menanganani stunting serta adanya hubungan kegemukan dan stunting, anak yang stunting berisko gemuk dan buncit serta mengidap penyakit degeratf jika sudah dewasa sedangkan orang yang tinggi untuk menjadi gemuk potensinya kecil. Pemerintah seluruh negara sangat massif mengasi stunting karena stunting ini kedepannya berpotensi banyak mengeluarkan anggaran bagi negara mengatasi penyakit degeneratif sebagai dampak dari stunting. “Untuk tinggi badan, saat ini Indonesia berada diranking 101 dengan tinggi rata-rata 158 cm. Sehingga kita perlu kolaborasi untuk sama-sama mengatasi stunting dimana stunting adalah tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya. Aadapun 3 pesan kunci pencegahan stunting diantaranya 1) Ibu Hamil : Minum tablet tambah darah (TTD), konsumsi makanan gizi seimbang, dan rutin memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan; 2) Anak Baduta : Diberikan MPASI local, bergizi seimbang dan kaya protein hewani, serta tetap ASI sampai dua tahun; 3) Anak Balita : Dibawa ke posyandu setiap bulan untuk dipantau pertumbuhan dan perkembangannya.
dr. Djunaidi atau biasa disapa dr. Dedi menyampaikan materi terkait rekonsiliasi bergerak bersama memperkuat komunikasi perubahan perilaku dalam percepatan penurunan stunting. Materi ini menstimulus dimana dan bagaimana peran serta kontibusi pengurus PPKMI dan BKPRMI dalam penanganan stunting karena balita akan menjadi investasi negara maka perlu dilakukan kolaborasi
“Percepatan penurunan stunting dalam skema besar KPP adalah KAP/Konseling edukasi, KPP jangkauannya jauh lebih luas dan punya komponen penting yaitu advokasi, kampanye, mobilisasi konseling(KAP). Lewat program ini UNICEF tidak sedang membawa program baru namun ini program pemerintah dan menjadi fokus kita untuk mencegah stunting dengan cara pendekatan komunikasi perubahan perilaku dan tidak hanya mengandalakan orang kesehatan. Kita jangan memberatkan peran orang kesehatan dan tidak cukup jika kita berharap pada orang kesehatan dan lewat BKPRMI dan PPKMI hari ini diharapkan bisa merubah masyarakat, Sulawesi Selatan punya 3 pesan utama pencegahan stunting dengan sasaran ibu hamil, bayi, bayi dua tahun (Baduta) bayi lima tahun (balita). Lewat kolaborasi ini lebih banyak orang memahami pencegahan dan penenanganan stunting maka semakin banyak juga yang memberikan edukasi kepada masurakat dan semakin banyak pula yang mengimplementasikan pencegahan dan penanganan stunting” tambah Nike Frans selaku Nutrition Officer Kantor Perwakilan UNICEF wilayah Sulawesi dan Maluku.