Kamis, 13 Juli 2023 di Hotel Hiltra Kabupaten Toraja Utara, JENEWA-UNICEF melaksanakan orientasi berjenjang pemberian makan bayi dan anak (PMBA) dan penguatan posyandu kepada Pengelola Gizi dan Pengelola Program KIA di 28 Puskesmas se-Kabupaten Toraja Utara dan dihadiri oleh Wakil Ketua TP PKK Ibu Damayanti Batti yang juga merupakan tim penggerak pencegahan stunting.
Masalah gizi seperti stunting terjadi pada awal kehidupan merupakan masalah yang memiliki dampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia di masa depan. Pemerintah terus mengupayakan kualitas sumber daya manusia melalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Surahmansah Said, MPH selaku Direktur Jenewa Madani Indonesia dalam sambutannya bahwa sejak tahun 2021 UNICEF bersama mitranya dalam hal ini Jenewa Madani Indonesia menjalankan dan melaksanakan program penguatan terkait gizi di Provinsi Sulawesi Selatan, salah satunya adalah kegiatan orientasi berjenjang hari ini yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kejadian stunting.
“Cegah Stunting setidaknya dengan tiga (3) perilaku kunci yaitu; 1) Ibu Hamil dengan rutin minum Tablet Tambah Darah (TTD) setiap hari selama kehamilan, makan makanan bergizi seimbang setiap hari dan rutin memeriksakan kehamilan ke fasilitas Kesehatan; 2) Anak usia 6-24 bulan dengan memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bergizi seimbang dan kaya protein hewani (ikan, telur, ayam, hati, daging sembari terus diberikan ASI hingga minimal usia 2 tahun; 3) Semua anak balita dengan rutin membawa ke posyandu setiap bulan untuk dipantau tumbuh kembangnya” tambah Direktur Jenewa Madani Indonesia.
Ibu Nike Frans, MPH selaku Nutrition Officer UNICEF menyampaikan 100 HPK merupakan masa-masa kritis karena kualitas seorang manusia ditentukan mulai dari bertemunya sel sperma dan sel telur hingga bayi /anak berusia 2 tahun. Dampak buruk yang terjadi ketika ibu hamil dan anak baduta mengalami masalah gizi pada masa 1000 HPK adalah gangguan perkembangan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh. “Salah satu program 1000 HPK dengan intervensi gizi spesifik adalah upaya pencegahan stunting melalui PMBA yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dan pengasuh terhadap praktik-praktik pemberian makan ibu hamil, anak usia 6-24 bulan, ibu menyusui, dan pemberian ASI eksklusif untuk memastikan konsumsi makanan optimal dan praktik menyusui untuk mencapai status gizi baik, sehingga harapannya Bapak/Ibu yang hadir hari ini merupakan perwakilan Puskesmas se-Kabupaten Toraja Utara bisa meneruskan informasi orientasi ini ke para kader dan masyarakat” tambah Ibu Nike Frans, MPH.
Orientasi berjenjang PMBA dan penguatan posyandu ini bertujuan agar peserta mendapatkan pemahaman orientasi berjenjang Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) serta penguatan posyandu dengan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dan melakukan orientasi lanjutan kepada kader posyandu tentang PMBA dan penguatan posyandu dengan pendekatan KPP. Materi yang disampaikan pada orientasi ini terdiri dari materi Penguatan posyandu, pendekatan KPP dan konsep pelatihan berjenjang PMBA; Dukungan posyandu dalam pencegahan stunting pada 1000 HPK; Gizi Ibu hamil (ANC) dan ibu menyusui; Pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan mekanisme umpan balik posyandu; Konseling; Demo pemorsian makanan ibu hamil dan mempersiapakn MP-ASI; Mobilisasi masyarakat dan kesimpulan pesan kunci yang pematerinya terdiri dari UNICEF dan Fasilitator Kabupaten.
Kepala Dinas Kesehatan Elizabeth, S.Kp., MARS, sangat mengapresiasi pihak UNICEF dan JENEWA yang telah menginisiasi pertemuan hari ini sangat luar biasa apabila kita semua bisa mengimplementasi tiga perilaku kunci ini. “Tingginya Stunting di Toraja Utara karena kunjungan balita yang kurang ke posyandu, sehingga kita sulit untuk memantau bahkan pendampingi balita yang berat dan tinggi badannya tidak naik dimana hal ini salah satu pemicu terjadinya stunting, kebanyakan orang tua hanya rutin ke posyandu pada bulan Februari dan Agustus karena dibulan tersebut ada pemberian Vit.A padahal memantau berat badan dan tinggi badan sangat penting. Sehingga balita perlu ke posyandu tiap bulannya agar mudah diawasi dan dipantau. Kunjungan balita ke posyandu sudah menjadi kepentingan bersama, jika kunjungan posyandu nasional 85% maka 15% adalah swipping kunjungan langsung ke rumah maka dari itu dilakukan intervensi lewat Tim Pendamping Keuarga (TPK) yang didalamnya ada kader, kegiatan ini bisa menjadi wadah untuk meningkatkan wawasan” tambah Ibu Elizabeth, S.Kp., MARS.
Di Kabupaten Toraja Utara punya program SIKAMASEAN (bergerak all out) untuk mencegah stunting dan seluruh media aktif melaporkan kegiatan-kegiatan pencegahan stunting dan bergerak sinergi. Ibu Damayanti Batti mewakili PKK Toraja Utara mengucapkan banyak terima kasih kepada JENEWA-UNICEF yang telah banyak memfasilitasi pencegahan stunting di Kabupaten Toraja Utara mulai peningkatan kapasitas SDM, pengadaan media KPP seperti kipas, stiker yang berisikan tiga perilaku kunci pencegahan stunting dan PKK beserta Pemda Toraja Utara akan selalu siap untuk mendampingi kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan stunting demi mewujudkan generasi sehat dan produktif.