Pandemi COVID-19 telah berdampak pada semua orang di seluruh dunia dari setiap lapisan masyarakat. Sejak tahun 2019 sampai saat ini masih terus dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan laju penambahan kasus, baik dari sisi pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Pemerintah telah mencanangkan 5M agar dilaksanakan oleh masyarakat, yakni Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas. Pencegahan melalui 5M yang dicanangkan untuk menghentikan peningkatan kasus Covid-19, ternyata belum mampu menghentikan perjalanan kasus Covid-19 di Indonesia. Guna mempercepat upaya penanggulangan Covid-19 di Indonesia, pemerintah mencanangkan program pemberian vaksinasi Covid-19 kepada seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia menargetkan untuk memvaksinasi 181,5 juta penduduk pada Maret 2022. Pemerintah menargetkan selesainya vaksinasi pada guru dan tenaga kependidikan pada Juli 2021. Tetapi hingga saat ini belum tercapai. Ternyata ada kesenjangan komunikasi antara sinkronisasi peran dan tanggung jawab dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Pendidikan Provinsi.
Berdasarkan data dari kementerian, per 23 Mei 2021, hanya 24% (54.890) guru dan tenaga kependidikan di Sulawesi Selatan yang telah menerima vaksin COVID-19 dosis pertama, sementara hanya 14% (33.077) di antaranya yang telah menerima dosis kedua. Salah satu tantangannya adalah penyerapan vaksin belum signifikan karena kurangnya pasokan selama bulan Mei 2021. Walaupun hal ini tidak lagi menjadi masalah saat ini. Oleh karena itu, kerja kolektif yang terorganisir dari semua mitra terkait sangat penting untuk memastikan implementasi vaksin untuk guru dan personel sekolah berjalan sesuai rencana dan dapat dilakukan tepat waktu. Sejak Maret 2020 sekolah tatap muka terhenti akibat pandemi Covid-19. Tahun ajaran baru 2020/2021 pun dilakukan secara daring, bahkan sampai sekarang kecuali beberapa sekolah yang sudah mulai memberlakukan pembelajaran tatap muka. Pembelajaran secara daring secara terus menerus sedikit banyaknya berpengaruh negative terhadap perkembangan pendidikan peserta didik. Sehingga pembelajaran tatap muka sangat penting untuk tetap dilakukan. Tentunya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat serta aturan atau standar yang harus dikuti di tengah pandemic covid-19 ini.
Oleh karena itu, Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang didukung oleh UNICEF Indonesia mengadakan peningkatan kapasitas pihak sekolah untuk mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah. Peserta yang diundang terdiri dari Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan Dinas Pendidikan dari 5 kab/kota yaitu Kabupaten Maros, Kabupaten Bone, Kota Makassar, Kabupaten Takalar dan Kabupaten Bulukumba.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 hari penuh dengan beberapa angkatan. Narasumber yang dilibatkan berasal dari akademisi atau ahli epidemiologi dari FKM Unhas dan tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan yang berasal dari Seksi Promosi Kesehatan dan Seksi Surveilans dan Imunisasi.