Indonesia menghadapi tiga beban masalah gizi, yaitu gizi kurang, gizi lebih dan kekurangan zat gizi mikro. Gizi kurang meliputi wasting (kekurangan gizi akut) dan stunting (kekurangan gizi kronis). Dalam mencegah terjadinya peningkatan kasus balita wasting (gizi kurang dan gizi buruk), PAUD menjadi salah satu platform berbasis masyarakat yang terintegrasi dengan layanan pendidikan, pengasuhan, kesehatan dan perlindungan anak (Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif PAUD-HI).
Yayasan Jenewa Madani Indonesia didukung oleh UNICEF melaksanakan Kegiatan “Pelatihan Fasilitator Berjenjang: Deteksi Dini, Rujukan, dan Kelas Pengasuhan Balita Beresiko Wasting di Satuan PAUD-HI.” kegiatan dilakukan selama dua hari, Selasa-Rabu/ 18-19 Oktober 2022 secara offline di tiga titik lokasi, yaitu Aula PKM Kab.Bantaeng, Aula Dinas Kesehatan Kab.Bantaeng dan Ruang Pertemuan Klik Baik Dinas Kesehatan Kab. Bantaneg Provinsi Sulawesi Selatan.
“Program ini sangat penting karena merupakan upaya memperbaiki serta meningkatkan akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini,” Tutur Ibu Subaedah S.Si selaku TPG Puskesmas Baruga.
Lebih lanjut, konsep PAUD-HI ini tidak hanya terpaut pada gizi saja, namun terintegrasi bersama sektor pendidikan, kesehatan, sanitasi, perlindungan anak, dan sebagainya.
“Perlunya manajemen koordinasi antara Guru PAUD dan tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas dalam pengintegrasian PAUD-HI ini agar balita wasting dapat segera mendapatkan penanganan yang tepat,” Tutur oleh Bapak Ikhsan selaku TPG Puskesmas Pa’Bentengang.
Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 50 orang yang masing-masing dari instansi terkait di Kabupaten Bantaeng.
Atas terselenggaranya kegiatan tersebut diharapkan
Deteksi dini balita wasting dapat dilakukan secara mudah dan sederhana melalui pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) dan pemeriksaan bengkak/edema pada kedua punggung kaki.
“Besar harapan kami guru-guru PAUD dapat memahami dengan baik apa saja yang telah diberikan pada orientasi ini dan mulai melaksanakan deteksi dini balita wasting secara rutin setiap bulan” tutup Ibu Subaedah S.Si selaku TPG Puskesmas Baruga.
Atas terselenggaranya kegiatan tersebut diharapkan guru PAUD mampu melakukan deteksi dini dan rujukan balita berisiko wasting, serta penguatan kelas pengasuhan dengan meningkatkan kesadaran orangtua/pengasuh terhadap pencegahan gizi kurang dan gizi buruk.
SUMBER: INFODAENG.com