Sulawesi Selatan, Jumat, 3 Januari 2025 – Dalam upaya menangani masalah gizi balita, UNICEF, Jenewa Institute dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan orientasi online (via zoom dan streaming youtube) tentang deteksi dini, rujukan, dan kelas pengasuhan balita berisiko wasting di tiga kabupaten, yaitu Enrekang, Luwu, dan Luwu Utara. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan cakupan penemuan dini kasus wasting melalui pemberdayaan guru PAUD dan pelibatan orang tua dalam deteksi risiko wasting menggunakan metode sederhana, seperti pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) dan pemeriksaan edema (bengkak)  pada kedua punggung kaki balita.

Kegiatan hari ini salah satu program kerja  dari UNICEF, Jenewa Institute bersama Pemerintah Sulawesi Selatan dalaml memberikan penguatan program gizi di Sulawesi Selatan, berbicara gizi, negara kita masih mengalami tiga masalah gizi utama, yaitu kekurangan gizi (aasting dan stunting), kekurangan zat gizi mikro dan kelebihan gizi (kegemukan dan obesitas). Masalah wasting di Sulawesi Selatan terus menjadi tantangan serius, dengan prevalensi yang meningkat dari 8,3% pada 2022 menjadi 9,1% pada 2023. Direktur Jenewa Institute Surahmansah Said, S.Gz., MPH, menegaskan pentingnya deteksi dini untuk mendukung intervensi yang lebih cepat dan efektif, mengingat risiko kematian anak dengan wasting yang 11,6 kali lebih tinggi dibandingkan anak dengan status gizi baik dan potensinya menjadi stunting jika tidak ditangani, sehingga program ini memberikan perhatian khusus pada pencegahan melalui deteksi dini.

Kabid PTK Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Bapak Mustakim, S.Pd., M.Si juga menyampaikan bahwa masa balita adalah masa emas yang menentukan kualitas hidup masa depan anak, sehingga penanganan masalah gizi seperti wasting dan stunting harus menjadi prioritas bersama. Selain itu, kelas pengasuhan bagi orang tua dan pengasuh anak di PAUD juga diintegrasikan untuk memberikan informasi tentang gizi seimbang dan stimulasi tumbuh kembang  yang optimal.

Orientasi ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk mencapai target penurunan prevalensi wasting menjadi 7% pada 2024, sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, sekaligus mendukung tujuan global Sustainable Development Goals (SDGs) untuk mengurangi wasting menjadi di bawah 5% pada 2025. Dengan komitmen bersama, program ini diharapkan mampu menciptakan generasi sehat yang siap menyongsong masa depan. Kegiatan ini menghadirkan narasumber utama, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan fasilitator dari Jenewa Institute. Topik yang dibahas mencakup materi tentang strategi integrasi deteksi dini wasting (gizi kurang dan gizi buruk) di satuan PAUD, masalah gizi atau malnutrisi, termasuk alat bantu yang digunakan, definisi wasting, dampak serta penyebabnya, cara mengidentifikasi dan merujuk balita berisiko wasting, serta metode pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) untuk anak usia 6-59 bulan dan pemeriksaan edema pada kedua punggung kaki. Setelah orientasi online ini, diharapkan guru PAUD dapat menyampaikan materi terkait deteksi dini, rujukan, dan kelas pengasuhan balita berisiko wasting kepada orang tua atau pengasuh. Proses pencatatan dan pelaporan dilakukan secara terintegrasi dari PAUD ke posyandu dan puskesmas, hingga ke Dinas Kesehatan di tingkat kabupaten.

Leave a Reply

Your email address will not be published.