Kabupaten Bulukumba, 10 Januari 2025 – Sebagai bagian dari upaya bersama untuk menurunkan angka stunting di Indonesia, UNICEF dan Jenewa Institute bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bulukumba didukung oleh Tanoto Foundation melaksanakan Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak serta 3 Perilaku Kunci Pencegahan Stunting di Desa Salassae wilayah kerja Puskesmas Salassae, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), masih menjadi tantangan besar di Sulawesi Selatan dengan prevalensi mencapai 27,4%. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat layanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari rangkaian orientasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang sebelumnya telah melibatkan perwakilan Dinas Kesehatan dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Bulukumba yang mencatat angka stunting sebesar 28% berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023. Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pagi melibatkan unsur non-kesehatan, kepala desa, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) kecamatan dan desa, pendidik, tokoh agama, tokoh masyarakat, penyuluh pertanian, penyuluh KB. Sementara sesi siang difokuskan pada tenaga kesehatan yakni bidan desa dan kader. Selain itu, Subkoor Gizi, Bidan Koordinator dan Pengelola Program Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba ikut membersamai kegiatan ini.
Stunting bukan hanya persoalan gizi kurang, tetapi merupakan dampak dari berbagai faktor yang memerlukan penanganan menyeluruh. Sasaran utama intervensi adalah ibu hamil (bumil) dan anak usia di bawah dua tahun (baduta), dengan fokus pada perubahan perilaku masyarakat.
Direktur Jenewa Institute, Bapak Surahmansah Said, S.Gz. MPH dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah salah satu upaya penguatan program gizi di Sulawesi Selatan. Pencegahan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak. Tanoto Foundation berkomitmen mendukung inisiatif seperti ini untuk menciptakan generasi Indonesia yang lebih sehat dan cerdas salah satu tantangan utama kita adalah rendahnya kesadaran dan kebiasaan masyarakat untuk memanfaatkan layanan kesehatan. Banyak bumil dan balita yang tidak rutin datang, atau bahkan belum pernah memanfaatkan layanan seperti pemantauan tumbuh kembang, imunisasi, pemberian vitamin A, hingga konseling gizi, meskipun semua layanan tersebut gratis.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap bapak dan ibu sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama, kader atau sebagai orang yang didengar masyarakat dapat mendorong partisipasi dan mobilisasi masyarakat ke fasilitas kesehatan, sehingga lebih banyak ibu hamil (bumil) dan bayi dibawah lima tahun (balita) yang mendapatkan layanan berkualitas” tambah Direktur Jenewa Institute.
Kepala Puskesmas Salassae, dr. Hamriati AT, S.Ked, menyampaikan, “Stunting adalah masalah global yang membutuhkan kerja sama berbagai pihak, termasuk pemerintah desa. Kami bersyukur wilayah kami mendapatkan perhatian dan kunjungan dari program ini. Harapannya, ke depan, bumil dan baduta di wilayah ini mendapat dukungan lebih besar dari pemerintah desa dan Dinas Kesehatan untuk memastikan mereka mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan”.
Sekretaris Camat Bulukumpa, Bapak Andi Asdar Alif, membuka kegiatan secara resmi dan dalam sambutannya menyampaikan “Kami mendukung penuh kegiatan ini dan berharap pesan-pesan atau informasi yang didapatkan hari ini disosialisasikan dengan baik ke masyarakat dan menjadikan Desa Salassae sebagai pemantik buat desa-desa lainnya wilayah kerja Puskesmas Salassae. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi perangkat desa dan semua pihak yang terlibat di Posyanduuntuk lebih aktif membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat. Mari bersama kita maksimalkan peran Posyandu dan berbagai layanan kesehatan lainnya demi generasi yang lebih sehat”.
Untuk mendukung edukasi masyarakat, peserta diberikan alat bantu kipas edukatif yang mencantumkan tiga pesan kunci pencegahan stunting, selain kipas, peserta juga diberikan pita LiLA balita untuk memudahkan deteksi dini balita berisiko wasting agar lebih cepat ditangani sebelum menjadi stunting.