
Selasa, 23 September 2025 – UNICEF bersama Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dengan dukungan Tanoto Foundation, menyelenggarakan Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak (GIA) serta 3 Perilaku Kunci Pencegahan Stunting di Puskesmas Lanrisang, Kabupaten Pinrang. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari orientasi yang sebelumnya dilaksanakan di tingkat provinsi dan kabupaten, dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan Posyandu melalui pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) sekaligus mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mencegah stunting.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Indonesia masih berada pada angka 19,8 persen, dengan Provinsi Sulawesi Selatan mencatat 23,3 persen dan Kabupaten Pinrang 22,2 persen. Data ini menunjukkan perlunya upaya serius karena masalah gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dapat memengaruhi perkembangan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik, serta meningkatkan risiko penyakit metabolik di kemudian hari.
Kegiatan orientasi terbagi menjadi dua sesi. Sesi pagi diikuti oleh peserta lintas sektor non-kesehatan, seperti perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Pinrang, Camat Lanrisang, pimpinan Puskesmas, TP-PKK, kepala desa, Kapospol, Danposramil, Tokoh Agama, Penyuluh Pernikahan, Penyuluh Pertanian, Penyuluh KB, dan Penamping Desa. Sesi siang melibatkan bidan serta kader Posyandu. Para peserta mendapatkan materi mengenai skema orientasi berjenjang, keterampilan teknis konseling dan edukasi, serta tiga pesan kunci pencegahan stunting, yaitu pentingnya menjaga kesehatan ibu hamil, memastikan pemenuhan gizi anak usia dini (baduta), dan mengoptimalkan fungsi Posyandu. Peserta juga dilatih mendeteksi dini wasting dan menyampaikan pesan gizi secara efektif kepada masyarakat.
Direktur Yayasan Jenewa Madani Indonesia, Surahmansah Said, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat program gizi UNICEF di Sulawesi Selatan. Ia berharap informasi yang disampaikan tidak berhenti di forum orientasi, melainkan diteruskan kepada masyarakat. “Kita semua, baik dari sektor kesehatan maupun non-kesehatan, berperan sebagai agen perubahan untuk mencegah stunting. Minimal tiga pesan kunci yang ada pada kipas yang telah dibagikan diterapkan, itu sudah sangat luar biasa. Pertama, ibu hamil rutin minum Tablet Tambah Darah atau MMS, makan makanan bergizi, dan memeriksakan kehamilan secara rutin. Kedua, berikan MP-ASI bergizi seimbang dan tinggi protein sambil terus memberikan ASI hingga minimal usia dua tahun. Ketiga, pastikan semua balita rutin dibawa ke Posyandu untuk memantau tumbuh kembangnya,” tegasnya.
Kepala Puskesmas Lanrisang Ibu drg. Bertha Yestiani., M.Kes bersama Camat Lanrisang yang diwakili oleh Bapak Jamaluddin, S.H. selaku Kasie PMD turut menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Mereka berharap orientasi ini dapat menjadi langkah nyata dalam menangani stunting dan mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif, khususnya di Kecamatan Lanrisang dan Kabupaten Pinrang secara umum.
Selain itu Perwakilan Dinas Kesehatan juga turut hadir pada kegiatan Kegiatan ini diharapkan dapat mencetak fasilitator yang mampu melanjutkan penyebaran pesan pencegahan stunting kepada ibu hamil, ibu baduta, pengasuh, dan masyarakat luas. Rencana tindak lanjut meliputi perencanaan orientasi lanjutan, pemetaan sumber pendanaan dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas, mobilisasi masyarakat, serta monitoring dan evaluasi layanan Posyandu. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mempercepat penurunan angka stunting dan menciptakan lingkungan yang mendukung pemenuhan gizi optimal bagi anak-anak di Kabupaten Pinrang.