Yayasan Jenewa Madani Indonesia sebagai implementing partner UNICEF di Sulawesi Selatan yang didukung oleh Pemerintah Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan “Diseminasi Hasil Kajian Aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) Provinsi Sulawesi Selatan”. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan evaluasi implementasi sistem informasi gizi E-PPGBM dengan tujuan melakukan diseminasi hasil kajian E-PPGBM untuk mengetahui kesenjangan manajemen data di Indonesia, koordinasi dan monitoring evaluasi proses E-PPGBM di 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2023 secara online via zoom, pukul 09.20- 12.00 WITA.
Kegiatan ini di hadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan dan Puskesmas Se- Provinasi Sulawesi Selatan dengan tiga narasumber yakni Ibu Devvi Yunitasari Widyanighrum Staff Kerja Surveilans Gizi KIA Kementerian Kesehatan RI, Ibu St. Rahmatiah, SKM., M.Kes Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Ibu Nike Frans Nutrition Officer UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku serta dimoderatori oleh Ibu Andi Tenri Bulaeng, STP., M.Kes. Diseminasi ini resmi dibuka oleh Ibu dr. Hj. Rosmini Pandin., MARS selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. “Masalah gizi adalah isu nasional dan diperlukan strategi penguatan berupa upaya-upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan, E-PPGBM sebagai media untuk mendapatkan informasi terkait data gizi balita, anak maupun ibu hamil , inputan E-PPGBM di Sulawesi Selatan sekitar 81% yang tersebar 24 Kab/Kota yang harapannya tahun ini cakupan inputannya bisa 100%. Kegiatan diseminasi yang kita ikuti hari ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan terkait perencanaan, kebijakan dan intervensi serta sebagai sarana sharing akan pencapaian maupun kendala yang terjadi baik tingkat provinsi, kabupaten hingga Puskesmas dalam penggunaan E-PPGBM, Mari kita lanjutkan apa yang sudah kita mulai dan terima kasih kepada UNICEF dan Jenewa yang selalu memberikan suportnya dalam upaya penguatan program gizi di Sulawesi Selatan.” ujarnya dalam sambutan pembukaan kegiatan.
Berdasarkan data Riskesdas 2018 dan SSGI 2021 Indonesia mengalami masalah gizi ganda (double burden of malnutrition) diantaranya 1 dari 2 ibu hamil di Indonesia mengalamai anemia, 1 dari 4 anak Indonesia mengalamai stunting, hampir 1 dari 10 anak Indonesia mengalamai wasting dan 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami overweight/obesitas. Sehingga aplikasi E-PPGBM ini sebagai instrumen pemantauan status gizi individual yang dapat digunakan untuk deteksi dini dan intervensi awal permasalahan gizi individual di tingkat keluarga dengan tujuan umum menyediakan informasi terkait masalah gizi dan factor determinanya sebagai dasar perumusan kebijakan, perencanaan program , evaluasi kebijakan dan status gizi masyarakat dan tujuan khususnya untuk mengetahui trend status pertumbuhan balita, mengetahui factor determinan masalah gizi dan penyebab masalah gizi, menilai dan menentukan prioritas intervensi serta menentukan rencana aksi gizi.
“Sejak E-PPGBM dimunculkan secara nasional pada tahun 2019 banyak hal yang dikembangkan dan dipelajari, Sulawesi Selatan sangat membanggakan karena berada di peringkat 3 teratas untuk inputan terbanyak yang merupakan hasil kerja keras Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Akhir 2021 dilakukan kajian hasil kerjasama Kemenkes dan UNICef serta lembaga penelitian survey yang dilakukan dibeberapa provinsi, Sulawesi Selatan sebagai provinsi dengan jumlah presentase Puskesmas tertinggi. Namun hal tersebut masih perlu kita tingkatkan maka dari itu, salah satu tujuan dari kegiatan hari ini yakni mendiskusiakan kendala maupun kesenjangan penggunaan E-PPGBM baik tingkat provinsi, kabupaten hingga Puskesmas. Pengembangan E-PPGBM terjadi terus menerus, pada tahun 2022 ada menu baru yakni Pelita Kesmas untuk pemenatauan anak wasting dan menu MP-ASI (usia 6-23 bulan) yang hari ini fitur tersebut akan kita pelajari bersama, harapannya Provinsi Sulawesi Selatan dalam penggunaan dan pengembangan E-PPGBM terus meningkat dan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Provinsi yang selalu memberikan dukungannya .” ujar Nike Frans selaku Nutrition Officer UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku.
Peserta yang mengikuti diseminasi ini berjumlah 344 orang yang berasal dari perwakilan Dinas Kesehatan dan Puskesmas 24 Kabupaten/Kota Privinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dibagi menjadi tiga sesi diantaranya diseminasi dan analisis serta pemanfaatan data surveilans gizi (E-PPGBM) Puskesmas, update terbaru aplikasi e-PPGBM (MP-ASI dan Pelita Kesmas), serta presentasi kajian implementasi system informasi gizi nasional Indonesia (E-PPGBM): Tantangan, kesenjangan dan peluang. Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut diharapkan seluruh peserta dari Dinas Kesehatan maupun Puskesmas mendapatkan update terkait strategi E-PPGBM tingkat provinsi dan nasional serta mampu mengelola data status gizi balita pada aplikasi E-PPGBM di 24 Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan .