Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis (dalam jangka waktu yang lama) serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun.
Periode 1000 HPK menjadi fokuas perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka kesakiran dan kematian pada ibu dan anak, melainkan juga memberikan kualitas hidup yang bersifat permanen sampai usia dewasa.
Prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 27,4% yang masih berada di atas rata-rata nasional. Berdasarkan peraturan Presiden RI nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stanting, sasaran percepatan penurunan stunting meliputi balita, ibu hamil, remaja puteri dan calon pengantin karena stunting sangat erat kaitannya dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan remaja putri.
Kasus anemia erat kaitannya dengan kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD), khususnya pada remaja putri dan ibu hamil.
Melihat hal tersebut, UNICEF dan Jenewa mendukung penuh kegiatan Gebyar Aksi Bergizi yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu upaya pencegahan stunting sekaligus momentum peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-58, Dinas Kesehatan bersama lintas sektor terkait melaksanakan Gerakan Gebyar Aksi Bergizi secara serentak di Provinsi Sulawesi Selatan .
Tujuan kegiatan Gerakan Gebyar Aksi Bergizi antara lain, meningkatkan cakupan konsumsi tablet tambah darah bagi ibu hamil, ibu nifas, calon pengantin dan remaja putri serta meningkatkan edukasi gizi guna memperkuat pesan seputar pola makan (isi piringku) meningkatnya sosialisasi pelaksanaan aktifitas fisik selama 30 menit perhari dan dilanjutkan dengan olahraga teratur minimal 3 kali seminggu dan meningkatnya penerapan program snack Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) pada setiap pertemuan dan himbauan kepada masyarakat untuk membiasakan makan sayur dan buah.
Peserta Gerakan Gebyar aksi bergizi 2022 dilakukan serentak di seluruh kabupaten pada tanggal 18 November 2022 secara luring di Hotel Claro Makassar dan secara daring di seluruh Kabupaten.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ibu dr. Hj Rosmini Pandin, MARS dalam sambutannya menyampaikan bahwa Anemia pada remaja putri dan ibu hamil yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko memiliki calon bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi BBLR memiliki risiko lebih tinggi menjadi stunting.
Oleh karena itu, pencegahan anemia juga merupakan bagian dari pencegahan stunting
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, ST menyampaikan pentingnya kerja sama lintas sektor dan edukasi yang berbasis data untuk bersama mengkampanyekan minum Tablet Tambah Darah untuk ibu hamil, calon pengantin, ibu nifas, dan remaja putri. Anak-anak dan remaja adalah masa depan dan calon pemimpin yang perlu kita jaga gizi dan kesehatannya.
Kegiatan ini mendapatkan Penghargaan Rekor LEPRID Inisiator Konsumsi Serentak Tablet Tambah Darah Terbanyak pada sasaran Remaja Putri, Ibu Hamil, Calon Pengantin dan Ibu Nifas di Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penyerahan Buku Pedoman Komunikasi Perubahan Perilaku Pencegahan Stunting dan Tablet tambah Darah dari Bapak Gubernur kepada Bupati Luwu Utara. Remaja, ibu hamil dan calon pengantin diharapkan mampu menerapkan gaya hidup sehat serta menjaga agar tidak anemia. Karena generasi yang akan datang ditentukan oleh generasi saat ini. Serta secara rutin setiap seminggu sekali mengonsumsi rutin tablet tambah darah untuk remaja putri.
Sumber: https://news.djournalist.com/read/2022/11/19/15467/unicef-jenewa-dukung-gebyar-aksi-bergizi-sulsel