Selain tantangan dalam upaya memutus penyebaran virus corona jenis baru yakni Omicron, hambatan lain yang juga dihadapi masyarakat adalah adanya infodemik seputar COVID-19.
Infodemik ini mengarah pada informasi berlebih akan sebuah masalah, sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut.
Istilah tersebut dipopulerkan oleh WHO merujuk pada banjir informasi tentang pandemi Covid-19 baik yang akurat maupun hoaks (berita palsu), sehingga masyarakat yang membutuhkan sumber informasi terpercaya akan kesulitan untuk mendapatkannya.
Hal tersebut menjadi konsentrasi penelitian Jenewa Institute, salah satu lembaga non pemerintah (Ornop) di Kota Makassar Sulawesi Selatan yang fokus melakukan penelitian informasi dan edukasi terkait penanganan wabah Covid-19.
Untuk mendukung penyebaran informasi yang sehat di platform digital, Direktur Jenewa institut Surahman bertandang di Bone dan menggandeng dua media lokal Bone sebagai mitra untuk kegiatan yang akan berlangsung di Makassar akhir Februari 2022 mendatang.
Dua media lokal tersebut yakni media siber kabarbone.com dan bugiswarta.com.
“Wabah Covid-19 ini bukan hanya di Indonesia tapi sudah global seluruh dunia. Selain istilah pandemi muncullah istilah infodemic, yakni informasi yang menyebar luas tanpa ada filter sehingga banyak masyarakat menelan informasi di media sosial yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenaran informasinya. Sehingga peran media kredibel penting untuk memberikan informasi dan mengedukasi kepada masyarakat terkait wabah pandemi covid-19,” ungkap Surahman saat menemui perwakilan media lokal di salah satu warkop di Bone, Senin (21/2/2022).
Kata Alumni UGM ini, misinformasi dan disinformasi adalah tantangan pemerintah untuk mensukseskan penanganan Pandemi Covid-19 tidak hanya berkaitan dengan penanganan kesehatan melalui kegiatan vaksinasi dan pemulihan ekonomi, jauh tak kalah penting adalah penyebaran informasi harus menjadi perhatian serius di tengah ancaman infodemic yang meluas dimasyarakat.
Kata Surahman, peran media sangat penting dalam penanganan pandemi Covid-19 sebagai ujung tombak informasi pemerintah kepada mayarakat, sehingga Jenewa Institut menggandeng kemitraan dengan beberapa media lokal di 6 kabupaten salah satunya di Bone untuk bersama-sama berkontribusi memberikan informasi yang sehat kepada masyarakat.
“Selama pandemi ini semua pasti terdampak. Negara besar sekalipun hampir colaps hadapi wabah global ini. Termasuk media juga mengalami ini, sehingga tentu di kegiatan ke depan akan kita minta pandangan dan masukan teman-teman media tentang infodemi,”katanya.
Direktur Bugiswarta.com Anwar Marjan didampingi Direktur Kabarbone.com Dedi Hamzah dikesempatan itu menerima baik ajakan dari Jenewa Institut.
Mantan Wartawan Tempo ini menganggap apa yang menjadi tawaran dari Jenewa Institute adalah misi kemanusian dan perlu ada kolaborasi bersama, ditengah krisis informasi dan kurang perhatiannya Pemda Bone pada khususnya menggaet media sebagai mitra starategis dalam penyebaran informasi tentang wabah Covid-19.
“Kami apresiasi kegiatan ini ke depan, dan semoga dapat bersinergi dengan media lokal untuk memberikan informasi yang sehat dan menangkal ancaman infodemik di ruang digital,” pungkasnya.