
Makassar, 15 Juli 2025 – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bekerja sama dengan UNICEF Indonesia dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia menyelenggarakan lokakarya “Komitmen untuk Gizi: Dari Bukti Menuju Dampak – Mewujudkan Program Gizi yang Terarah, Terintegrasi, dan Berkelanjutan”. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Rapat Pimpinan, Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, dan menjadi bagian dari upaya memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam menurunkan angka stunting serta menangani berbagai bentuk malnutrisi lainnya secara sistematis dan berkelanjutan.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan kementerian dan lembaga nasional seperti Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, serta Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. Hadir pula Wakil Bupati/Walikota serta jajaran pimpinan dari 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Wakil Gubernur Sulawesi Selatan yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TPPPS) Provinsi Sulawesi Selatan yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan Bapak Dr. dr. H. M. Ishaq Iskandar, M.Kes, MM, MH, secara resmi membuka acara dan menekankan pentingnya konversi data menjadi aksi nyata serta penguatan kepemimpinan daerah dalam pelaksanaan program gizi.

Pak Henky Widjaja, Ph.D selaku Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku menyampaikan bahwa Indonesia saat ini masih menghadapi tiga beban masalah gizi (triple burden of malnutrition), yaitu stunting dan wasting yang prevalensinya masih tinggi, peningkatan kasus kelebihan berat badan dan obesitas, serta defisiensi zat gizi mikro seperti anemia. Ketiga masalah ini tidak hanya mengancam tumbuh kembang anak, tetapi juga berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia, sehingga diperlukan kolaborasi dan komitmen bersama untuk program gizi yang efektif.
Dalam konteks ini, data terbaru dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 serta Strategi Nasional Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting 2025-2029 (Stranas P3S) menjadi landasan penting dalam menilai kondisi dan kemajuan yang telah dicapai, sekaligus menjadi panduan untuk menyusun kebijakan dan program intervensi yang lebih efektif. Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang untuk membantu daerah dalam menganalisis, menerjemahkan, dan memanfaatkan data SSGI dan panduan stranas P3S dalam perencanaan, penganggaran, serta pelaksanaan program gizi yang lebih terarah dan terukur.
Surahmansah Said, M.P. H selaku Direktur Jenewa Institute menyampaikan bahwa lokakarya ini hadir sebagai ruang kolaboratif bagi pengambil kebijakan dan pelaku program untuk menelaah hasil SSGI 2024 dan merumuskan langkah bersama. Lokakarya ini memiliki beberapa tujuan utama, antara lain memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam pemanfaatan data untuk perencanaan program gizi; mendorong keselarasan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah; serta memperkuat implementasi Strategi Nasional Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting.
Agenda kegiatan mencakup sesi panel presentasi nasional dan daerah, diskusi kelompok, serta pernyataan komitmen dari pimpinan daerah untuk memperkuat koordinasi lintas sektor. Beberapa topik penting yang dibahas meliputi pengelolaan program gizi, penguatan strategi komunikasi perubahan perilaku, serta intervensi gizi di sekolah bagi anak dan remaja. Pihak Kementerian/Lembaga yang hadir turut memberi arahan-arahan strategis fokus pencegahan stunting 5 tahun kedepan.
Sebagai bagian dari tindak lanjut kegiatan, peserta dari provinsi dan kabupaten/kota diharapkan menyusun dokumen hasil interpretasi data SSGI dan stranas P3S, kesimpulan kebijakan dan implementasi program gizi, serta rencana aksi lintas sektor yang disertai dengan pembagian peran dan timeline pelaksanaan hingga tahun 2030. Dengan terselenggaranya lokakarya ini, diharapkan terbangun sinergi yang lebih kuat antar pemangku kepentingan dalam mewujudkan Sulawesi Selatan bebas stunting dan malnutrisi. Komitmen bersama dan aksi nyata dari seluruh sektor menjadi kunci dalam menciptakan dampak jangka panjang bagi peningkatan kualitas hidup anak-anak dan generasi masa depan Indonesia.Bottom of Form.