
Stunting masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting nasional tercatat sebesar 19,8%, dengan Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 23,3% dan Kabupaten Enrekang berada pada angka 34,3%. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar di Kabupaten Enrekang, yang melebihi rata-rata provinsi dan perlu segera diintervensi.
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor kompleks seperti kekurangan gizi kronis, kurangnya stimulasi psikososial, serta infeksi berulang, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Dampak stunting tidak hanya terlihat pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif, kesehatan jangka panjang, hingga produktivitas individu di masa depan.
Sebagai respons terhadap situasi ini, dalam acara pembukaan program percepatan pencegahan dan penurunan stunting, Direktur Jenewa Madani Indonesia, Bapak Surahmansah Said, MPH, menyampaikan sudah dilakukan dua program strategis hasil kolaborasi antara UNICEF, Jenewa Madani Indonesia, Tanoto Foundation, dan Pemerintah Kabupaten Enrekang, yaitu:
- Penyusunan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Strakom KPP)
- Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak
Dalam sesi pemaparan, dr. Djunaidi M. Dachlan, MS, selaku Tim Ahli Stunting Provinsi Sulawesi Selatan, menegaskan pentingnya penerapan pendekatan Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) yang berlandaskan prinsip “4 Pasti” sebagai strategi percepatan yang menjamin efektivitas intervensi penurunan stunting di tingkat kabupaten/kota.
Sementara itu, Bupati Enrekang, Bapak Muh. Yusuf Ritangnga, dalam sambutannya menekankan bahwa tingginya angka stunting di Kabupaten Enrekang merupakan alarm bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak bersama. “Angka stunting di Kabupaten Enrekang masih cukup tinggi, jadi kita harus kolaborasi semua pihak untuk membangun kesadaran masyarakat dan mengubah perilaku yang berisiko terhadap tumbuh kembang anak. Marilah kita terus kerja nyata dan tetap semangat menurunkan stunting,” ujarnya.
Dengan sinergi lintas sektor dan keterlibatan aktif masyarakat, diharapkan angka stunting di Kabupaten Enrekang dapat ditekan secara signifikan. Upaya bersama ini menjadi kunci dalam mewujudkan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan produktif.