Yayasan Jenewa Madani Indonesia bekerjasama dengan UNICEF yang didukung oleh Pemerintah Sulawesi Selatan melaksanakan kegiatan “Orientasi Gizi Bencana Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022”. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan penyusunan rekonstruksi kontinjensi gizi bencana sebagai bentuk diseminasi orientasi gizi bencana yang telah dijalankan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2022 secara offline/luring di Hotel Almadera Makassar.
Orientasi ini resmi dibuka oleh H. Zubair Abdi Rahman, S.S.T.P selaku Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Sulawesi Selatan. “Penanggulangan bencana harus dilakukan secara terencana, komprehensif, dan menyuluruh baik saar pra, tanggap, dan pasca bencana. Salah satu bentuknya yaitu penanganan gizi bencana sehingga dibutuhkan pendekatan lintas sektoral. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi ruang edukasi dan komunikasi dua arah untuk penanganan gizi bencana secara terpadu” ujarnya dalam sambutan pembukaan kegiatan.
Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk memastikan agar komponen respon gizi menjadi bagian integral dalam rencana kontinjensi krisis kesehatan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan respon gizi. Status gizi masyarakat saat terjadinya bencana dapat dipertahankan dengan adanya penanganan gizi dalam situasi bencana dan krisis kesehatan. Penanganan gizi saat bencana juga dapat mencegah risiko kematian akibat kekurangan gizi, khususnya pada kelompok rentan seperti bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, kelompok lanjut usia, kelompok diisabilitas dan penderita penyakit kronik. Oleh sebab itu, pentingnya komponen gizi dalam penanganan bencana dan krisis kesehatan perlu dipahamkan ke semua daerah di Indonesia salah satunya Provinsi Sulawesi Selatan.
“Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah rawan bencana. Ada beberapa intervensi gizi pokok yang dapat dilakukan dalam penanganan gizi bencana yaitu PMBA termasuk didalamnya pengaturan pendistribusian susu formula, tatalaksana Gizi Buruk, suplementasi vitamin dan mineral, serta gizi penyandang disabilitas dan lansia.” ujar Nike Frans selaku Nutrition Officer UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku.
Kegiatan ini dibagi menjadi beberapa sesi dengan pemberian materi-materi mulai dari kebencanaa/krisis kesehatan, kebijakan dan manajemen respon gizi pada masa tanggap darurat bencana, koordinasi penanganan gizi pada masa tanggap darurat bencana, kajian dampak bencana, rencana respon gizi, dan rencana kesiapsiagaan gizi. Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan sharing session untuk respon gizi mitra sub-klaster serta penyusunan RTL (Rencana Tindak Lanjut) sebagai output dari berlangsungnya orientasi ini.
Peserta yang mengikuti pelatihan ini berjumlah 28 orang yang berasal dari 7 Kabupaten/Kota yaitu Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Wajo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Tana Toraja, dan Kabupaten Toraja Utara. Para peserta mewakili instansi terkait, yaitu terdiri dari BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan DP3A Kabupaten/Kota Terpilih.
Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut diharapkan seluruh mitra sub-klaster gizi dan instansi terkait dapat memahami pedoman respon gizi pada masa tanggap darurat serta memahami posisi dan pembagian tugas yang ada sehingga terbangunnya komunikasi dan koordinasi multisektor dalam merespon bencana agar Sulawesi Selatan siap dalam mempertahankan status gizi masyarakat saat bencana terjadi.