“Kepala Dinas Kesehatan Kab. Soppeng bersama Direktur Jenewa dan peserta mengenggam kipas 3 pesan kunci saat sesi foto bersama seluruh peserta Orientasi Gizi Ibu dan Anak serta Penguatan Posyandu pada Selasa pagi (12/08).”

Soppeng, 12 Agustus 2025 – UNICEF dan Yayasan Jenewa Madani Indonesia, bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, didukung oleh Tanoto Foundation, baru-baru ini menggelar Orientasi Berjenjang Gizi Ibu dan Anak serta Penguatan Posyandu di Kabupaten Soppeng. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk TP PKK, perwakilan Promkes, Bidan, dan Gizi dari 17 Puskesmas se-Kabupaten Soppeng. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait perilaku kunci pencegahan stunting. Peserta kegiatan ini akan meneruskan orientasi ke kader Posyandu, Bidan Desa, dan tokoh masyarakat lainnya.

Dalam sambutannya, Direktur Yayasan Jenewa Madani Indonesia, Surahmansah Said, MPH, menyampaikan, “stunting merupakan masalah besar yang mempengaruhi masa depan bangsa, sehingga pendekatan holistik dan kolaboratif sangat diperlukan untuk menanggulanginya.” Surahmansah juga menekankan pentingnya pendekatan komunikasi perubahan perilaku (KPP) dalam upaya mencegah stunting. Salah satu poin penting dari orientasi ini adalah pemanfaatan Buku KIA (Buku Kesehatan Ibu dan Anak), yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal. “Buku KIA adalah panduan yang sangat lengkap dalam mendukung kesehatan ibu dan anak. Kami berharap melalui orientasi ini, peserta dapat lebih memanfaatkan buku ini dengan optimal. Pencegahan stunting harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Selama masih terdapat ibu hamil dan adanya kelahiran, maka selama itu pula akan selalu muncul risiko calon anak stunting, sehingga kita tidak boleh lengah” jelas beliau.

Drs. Muhammad Evinuddin, MPA, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng, juga turut menyampaikan pandangannya tentang peran Posyandu dalam pencegahan stunting. “Posyandu harus menjadi pusat edukasi yang tidak hanya berfokus pada kesehatan, tetapi juga sektor-sektor lain yang mendukung kualitas hidup ibu dan anak. Kami berharap, melalui kegiatan ini, yang bisa diteruskan sampai ke posyandu, kita dapat mencapai tujuan bersama untuk mengurangi stunting di Soppeng,” ujar beliau.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, sekitar 26,6% balita di Kabupaten Soppeng mengalami stunting. Oleh karena itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi angka stunting di daerah tersebut.

Dengan adanya orientasi ini, diharapkan seluruh peserta dapat segera mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh untuk menciptakan perubahan positif di lapangan. Semoga upaya bersama ini dapat membawa Kabupaten Soppeng lebih dekat menuju tujuan mulia, yaitu mengurangi angka stunting dan memastikan masa depan yang lebih sehat bagi ibu dan anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published.