Enrekang, 7 Januari 2025—Kabupaten Enrekang menjadi tuan rumah pelaksanaan orientasi deteksi dini, rujukan, dan kelas pengasuhan balita berisiko wasting di satuan PAUD-HI. Kegiatan ini melibatkan Pokja PAUD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, TP-PKK, TPG, dan guru PAUD. Kegiatan ini merupakan program UNICEF bersama Jenewa Institute dengan dukungan Tanoto Foundation, sebagai lanjutan dari orientasi online sebelumnya yang membahas materi terkait wasting. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan penemuan dini kasus wasting melalui pemberdayaan guru PAUD dan pelibatan orang tua. Dengan metode sederhana seperti pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) dan pemeriksaan edema (bengkak) pada punggung kaki balita, deteksi dini diharapkan dapat dilakukan secara efektif di tingkat PAUD

Direktur Jenewa Institute, Surahmansah Said, MPH, menegaskan bahwa orientasi ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat program gizi di Sulawesi Selatan. Indonesia menghadapi tiga masalah gizi utama yaitu kekurangan gizi (wasting dan stunting), kekurangan zat gizi mikro (seperti anemia), dan kelebihan gizi (kegemukan dan obesitas). Wasting (gizi kurang dan gizi buruk) merupakan masalah gizi dengan tingkat kematian tertinggi diantara semua bentuk masalah kekurangan gizi, dimana anak gizi buruk memiliki risiko kematian 11,6 kali lebih tinggi dibandingkan anak dengan gizi baik. “Dengan status gizi yang baik, anak-anak dapat menjadi aset bangsa di masa depan dan bukan beban. Deteksi dini memungkinkan penanganan cepat dan rujukan ke tenaga kesehatan jika diperlukan,” ujarnya.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang, drg. Sri Siswaty Zaenal, M.Adm.Kes, menambahkan bahwa 70% balita saat ini akan menjadi usia produktif pada tahun 2045. “Masalah gizi pada balita apabila ditangani dengan baik tidak akan menjadi beban pemerintah. PAUD-HI adalah kolaborasi penting antara sektor kesehatan, pendidikan, dan lainnya untuk mengatasi masalah gizi secara terpadu,” ungkapnya. Ia juga mengapresiasi peran UNICEF, Jenewa Institute, dan Tanoto Foundation dalam mendukung kegiatan ini.

Kabid Kesmas Provinsi Sulawesi Selatan, Hariani Njompa, SKM, M.Kes, menggarisbawahi pentingnya peran orang tua dalam memahami wasting di PAUD-HI. “Dengan adanya Bunda PAUD yang terlibat, ilmu tentang deteksi dini wasting dapat disebarluaskan dan dimanfaatkan dengan maksimal,” katanya.

Dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan, Kabid Pembinaan PAUD dan PNF Dinas Pendidikan Kabupaten Enrekang,  Bapak Dr. Gunawan Rasyid, S.Ag, M.M, menyampaikan bahwa stunting dapat dicegah jika wasting ditangani sejak dini. “Konsep kolaborasi 3P yaitu Puskesmas, Posyandu, dan PAUD, menjadi kunci utama dalam mengatasi wasting. Dengan orientasi ini, guru PAUD diharapkan mampu mendeteksi dini wasting, melakukan pemeriksaan LiLA dan edema, serta merujuk ke layanan kesehatan. Selain itu, guru PAUD juga dapat mengedukasi orang tua untuk mendukung pengasuhan balita yang sehat,” jelasnya.

Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam upaya penanganan masalah gizi di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan. Dengan keterlibatan berbagai pihak, diharapkan deteksi dini wasting dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan masa depan anak-anak Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.