Jenewa Leadership Academy Batch 2 pekan kedua, oleh Jenewa Madani Indonesia terlaksana pada hari Jumat 10 Maret 2023. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring,  dihadiri 35 peserta dari berbagai latar belakang dan daerah yang berbeda. Pada pertemuan kali ini, materi yang disampaikan adalah etika kepemimpinan. Topik ini dibahas oleh Bapak Dwi Wahyu Daryoto, Direktur Jakpro sekaligus dosen di Universitas Indonesia. Beliau berasal dari keluarga sederhana, bahkan pengakuan beliau, selama sekolah di  Jogja  menumpang dirumah saudara orang tua dan  memilih kuliah di STAN karena mencari sekolah yang gratis untuk mengurangi biaya.

Kegiatan ini dibuka oleh host, lalu beberapa arahan diberikan Direktur Jenewa Madani Indonesia.  Selanjutnya masuk ke inti kegiatan yaitu  sesi pemaparan materi. Sesi ini berlangsung selama 45 menit dan diikuti sesi tanya jawab 45 menit. Dalam proses itu, pemateri beberapa kali membagikan pengalaman hidupnya dan memberikan saran dan masukan, baik untuk Jenewa maupun peserta terkait bagaimana menjadi seorang pemimpin yang beretika. Dwi Wahyu Daryoto berpesan, biasakan yang benar bukan membenarkan yang biasa. Bahkan beliau memberi saran kepada pemuda-pemudi yang mengikuti kegiatan untuk tidak menerapkan pengalaman buruk  yang dialami sekarang ke generasi selanjutnya, jangan balas dendam.

Menurut hemat pemateri, etika kepemimpinan adalah tatacara pemimpin  dalam berperilaku. Etik itu sesuatu yang bertahan dan tidak pernah berubah (unspoken). Yang paling berat bagi seorang pemimpin adalah konsistensi untuk menjaga etika tersebut. Beliau menekankan bahwa pemimpin yang baik harus  transformasional dan egalitarian. Sebuah organisasi memiliki pemimpin (leader) dan pengikut (follower). Untuk kondisi saat ini, kebanyakan pemimpin walaupun pendidikan tinggi namun bergerak konvensional. Menghadapi situasi seperti ini seorang follower harus bisa memberikan saran dan kritik.  

Selain ilmu leadership ada juga ilmu followership. Pengikut atau bawahan harus memberikan saran dan masukan yang baik dan etik juga. Jika leader dan follower bisa menjalankan etika dalam organisasi, artinya fungsi part of the solution dalam organisasi bisa berjalan dengan baik. Dwi Wahyu Daryoto memberi analogi hubungan antara leader dan follower seperti sebuah rumah tanpa pondasi maka atapnya akan roboh.  Keputusan yang berhubungan dengan etik, harus punya partner untuk diskusi artinya pengambilan keputusan yang terbaik dari seorang  pemimpin harus melibatkan orang lain (partner). Pada akhir diskusi, moderator berusaha memancing pemateri untuk membahas kasus pejabat yang bermasalah di lingkup Indonesia. Dijawab dengan sangat cerdas pemateri melalui beberapa contoh dan anologi yang membuat peserta berpikir. Kegiatan ditutup dengan pemberian plakat kepada bapak DWD. Meskipun pertemuan bersifat online tapi peserta sangat antusias mengikuti jalannya kegiatan sampai selesai.

Leave a Reply

Your email address will not be published.