Makassar, Senin 22 Mei 2023 UNICEF-JENEWA adakan penguatan pencatatan pelaporan, SPO pencegahan dan tata laksana gizi buruk pada balita di Provinsi Sulawesi Selatan secara online via zoom. Jumlah peserta yang hadir pada kegiatan ini kurang lebih 300 orang yang terdiri dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Tim Asuhan Gizi Puskesmas maupun Rumah Sakit se-Sulawesi Selatan.
Wasting merupakan masalah gizi dengan tingkat kematian tertinggi diantara semua bentuk masalah kekurangan gizi, dimana anak gizi buruk memiliki risiko kematian 11,6 kali lebih tinggi dibandingkan anak dengan gizi baik dan apabila balita wasting tidak mendapatkan penanganan yang tepat akan berisiko 3 (3) kali menjadi balita stunting. Berdasarkan hasil SSGI tahun 2022, prevalensi wasting di Indonesia mengalami peningkatan dari 7,1% di tahun 2021 menjadi 7,7% ditahun 2022. Sedangkan angka prevalensi wasting di Sulawesi Selatan tahun 2022. Melihat data SSGI 2022 Sulawesi Selatan masih diatas angka rata-rata nasional serta beban kasuss wasting (gizi kurang dan gizi buruk) yang meningkat dari tahun 2021, berbagai upaya penanggulangan wasting perlu ditingkatkan.
Pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) merupakan proses yang terintegrasi. Komponen penemuan dini kasus balita berisiko wasting memegang peranan penting untuk selanjutnya dilakukan rujukan dan penanganan kasus wasting. Selain dari kualitas pelayanan gizi buruk, mekanisme pencatatan dan pelaporan juga merupakan hal yang penting dalam upaya memonitor dan mengevaluasi keberhasilan program.
Pada kegiatan ini, Bapak Surahmansah Said selaku Direktur Jenewa Madani Indonesia menyampaikan bahwa sejak tahun 2021 UNICEF bersama Jenewa Madani Indonesia melakukan berbagai orientasi PGBT secara daring maupun luring bagi Tim Asuhan Gizi Puskesmas dan Rumah Sakit se-Provinsi Sulawesi Selatan, dimana tim asuhan gizi diberi pemahaman tentang mekanisme skrining, alur julukan, teknis tatalaksana gizi buruk, pemantauan dan evaluasi serta pencatatan pelaporan melalui system Pelita Kesmas. Namun melihat evaluasi di lapangan masih banyak Tim asuhan Gizi yang belum melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin ke dalam Sigizi Terpadu-Pelita Kesmas, serta masih banyaknya fasilitas layanan Kesehatan (puskesmas rumah sakit) belum memiliki standar prosedur operasional (SOP) tatalaksana gizi buruk pada balita. Sehingga kami inisisasi kegiatan hari ini sebagai penguatan pelayanan tata laksana gizi buruk pada balita.
Ibu Nike Frans, MPH Nutrition Officer UNICEF menyampaikan bahwa SSGI 2021 dan 2022 ada penurunan stunting 0,2%. Namun presentasi wasting ada peningkatan cukup signifikan walaupun dibawah 10% tapi jika dikalikan total balita di sulsel bisa mencapai (60.000) balita di Sulawesi Selatan mengalami wasting, kegiatan hari ini sebagai wadah untuk mengevaluasi, Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan telah banyak melalukan upaya yang berkaitan dengan salah satunya melalui PGBT. Setidaknya ada 4 komponen PGBT yaitu mobilisasi (skrining dan deteksi dini), rawat jalan tanpa komplikasi, rawat inap dan konseling.
Penggunaan media di Pelita Kesmas belum optimal, penctatan dan pelaporan perlu diperhatikan untuk mengetahui bagaimana balita kita mendapatkan pelayanan dan selain itu SPO ini perlu menjadi perhatian bersama, Ibu Nike menyampaikan Terima Kasih kepada Dinas Kesehtan yang selalu mengingatkan puskesmas untuk upload SOP di Sigizi Terpadu hingga saat sudah lebih 50% Puskesmas yang upload SPO kedalam system. Hal ini menjadi dasar dan menjadi bahan diskusi untuk hari ini, UNICEF-Jenewa Madani Indonesia akan berusaha menguatkan pencatatan dan pelaksanaan wasting di Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ibu dr. Hj. Rosmini Pandin., MARS selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, dalam sambutannya dr. Hj. Rosmini Pandin., MARS menyampaikan bahwa arah kebijakan RPJMN adalah meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dengan mendukung upaya promotif preventif salah satunya terkait gizi buruk maupun wasting. Mari kita bersama-sama menekan angka prevalensi wasting yang meningkat di Sulawesi Selatan, Gizi baik merupakan pondasi untuk SDM baik karena berkaitan dengan fisik sehat, SDM optimal dan kognitif serta memutuskan rantai kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi antar sector sangat penting untung bersama, Kita harus selalu memastikan data sasaran kita apakah berubah atau tidak, jika kasus bertambah berarti tidak ada dampak dari segala upaya yang dilakukan, kolaborasi antar pihak melalui Tim Asuhan Gizi. Tujuan dari kegiatan ini yaitu Tim Asuhan Gizi mampu menggunakan data Sigizi Terpadu untuk memperkuat kualitas dan cakupan layanan program PGBT, Tim Asuhan Gizi memiliki serta mengunggah Standar Prosedur Operasional serta Tim Asuhan Gizi memahami system dan alur rujukan data di Pelita Kesmas. harapan peserta memahami prosedur dan dilaknanakan sop di lapangan , agar kitab isa melahirkan generasi-genari yang sehat dan cerdas.