Rabu, 6 September 2023, UNICEF dan JENEWA didukung oleh Tanoto Foundation melaksanakan kegiatan Orientasi Pencegahan Stunting oleh Tokoh Agama Se-Sulawesi Selatan.
Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesi tahun 2022, angka Stunting di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 27,2%. Dengan persentase tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya dan kerjasama dari berbagai kalangan untuk bersama menurunkan angka stunting dengan target penurunan 14% di tahun 2024 nanti. Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) dilakukan melalui 4 pendekatan dalam menyampaikan pesan-pesan kunci pencegahan stunting, yaitu pendekatan advokasi, mobilisasi masyarakat, kampanye publik, dan komunikasi antar pribadi. Organisasi keagamaan merupakan kunci penting dalam komponen penggerakan atau mobilisasi masyarakat.
Kegiatan ini dihadiri oleh Bappelitbangda, Kemenag, DP3AP2KB, Dinkes, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Parisada Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), Persatuan Umat Budha Indonesia (PERMABUDHI), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Forum Kemanusiaan Lintas Agama (FKLA), Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Wahdah Islamiyah, Dewan Masjid Indonesia (DMI), Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI), Aisyiyah, Muslimat NU, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) se-Sulawesi Selatan, dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber yaitu Prof. dr. Veni Hadju, M.Sc.,Ph.D selaku TGUPP Sulsel serta dihadiri oleh Kepala Kantor UNICEF wilayah Sulawesi dan Maluku, Henky Widjaja, Ph.D.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang PPM Bappelitbangda Provinsi Sulawesi Selatan, Bapak Andi Ressi Patarai, S.IP., M.M menyampaikan stunting mempengaruhi generasi muda yang juga mempengaruhi 1000 HPK. Disamping itu maraknya pernikahan usia muda yang tidak mengetahui cara mengurus bayi atau belum siap menjadi orang tua. Beberapa hari yang lalu kami bekerjasama dengan Babinsa tapi masih butuh bantuan dari tokoh agama karena anak remaja cenderung lebih mendengar tokoh agama dibandingkan orang tua sendiri. Dibutuhkan kolaborasi dan sinergitas dari tokoh agama dan pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Sulawesi Selatan melalui ceramah dan penyampaian pesan kunci pencegahan stunting kepada masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan.